Kunjungi UNESCO, Fraksi PKS Menjalankan Diplomasi Kebudayaan Indonesia

Kamis, 19 Januari 2023 – 10:00 WIB
Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri bersama Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini dan Wakil Ketua Fraksi PKS DPR Sukamta memimpin delegasi Fraksi PKS DPR berkunjung ke UNESCO di Paris, Prancis. Foto: Fraksi PKS DPR RI.

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini mengatakan kunjungan kerja Fraksi PKS ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO PBB di Paris, Prancis, Rabu (18/1), dalam rangka diplomasi kebudayaan Indonesia untuk mendorong budaya bangsa yang sangat kaya dan beragam dapat diakui menjadi warisan dunia (world heritage).

“Terutama atas sejumlah warisan budaya yang saat ini tengah diusulkan ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dunia seperti reog, tenun, tempe dan jamu,” kata Jazuli dalam keterangan resminya.

BACA JUGA: Begini Info dari AHY soal Koalisi Demokrat, NasDem, dan PKS

Delegasi F-PKS DPR dipimpin langsung oleh Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri bersama Ketua F-PKS DPR Jazuli Juwaini dan Wakil Ketua F-PKS DPR Sukamta.

Dalam pertemuan dengan pejabat UNESCO, delegasi F-PKS DPR didampingi Duta Besar RI untuk Prancis yang sekaligus Wakil Tetap RI untuk UNESCO Mohammad Oemar dan Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Prof. Ismunandar.

BACA JUGA: Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Dukung Formula E Dilanjutkan, Ini Alasannya

Sementara, pejabat UNESCO yang menerima F-PKS DPR adalah Ms. Elfithri Rahmah selaku Chief of Section Capacity Development and Water Family Coordination UNESCO, didampingi jajaran Program Specialist UNESCO Jorge Ellis De Luca, Alexander Otte, dan Natasya.

Dr. Salim mengapresiasi peran-peran UNESCO sebagai organ penting PBB yang memajukan peradaban dunia melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, pengembangan SDM dan pelestarian lingkungan.

BACA JUGA: Respons Jazuli Juwaini soal Pileg Proporsional Tertutup atau Terbuka

UNESCO menerima dan menetapkan sejumlah warisan dunia termasuk dari Indonesia, baik berupa warisan budaya, warisan alam, warisan budaya tak benda, cagar manusia dan biosfer, geopark, hingga dokumen dan wujud lainnya.

“Kami ucapkan terima kasih kepada UNESCO yang telah mengakui sejumlah situs dan budaya Indonesia sebagai warisan dunia atau world heritage. Ke depan, kami berharap UNESCO bisa makin aktif menginkripsi dan meluluskan proposal Indonesia terkait warisan dunia lainnya,” katanya.

Tokoh nasional yang pernah menjabat Duta Besar RI untuk Arab Saudi dan Kerajaan Oman 2005-2009, itu mengatakan banyak sekali khazanah budaya, adat istiadat, termasuk kekayaan alam Indonesia yang bisa diusulkan sebagai warisan dunia melalui UNESCO.

Pemerintah Indonesia telah banyak menginvestarisasi hingga menetapkan warisan budaya tak benda secara nasional. Berdasar data Kemendikbudristek, hingga 2022 lalu jumlahnya mencapai 1.728 warisan budaya tak benda.

Menteri sosial RI 2009-2014 berharap warisan alam serta budaya yang telah dan akan terdaftar di UNESCO bisa menjadi national brand bagi bangsa Indonesia sehingga menjadi pengetahuan, pemahaman, dan warisan yang bermanfaat bagi dunia.

“Tentu saja makin memajukan dan menyejahterakan rakyat, bangsa, dan negara Indonesia,” kata Dr. Salim.

Lebih lanjut dia mengatakan kunker F-PKS ini bagian dari upaya PKS menjalin persahabatan dan kerja sama lebih erat dengan mitra negara maupun organisasi di tingkat internasional.

“Tujuannya membawa agenda dan kepentingan Indonesia di forum internasional, serta dalam rangka ikut serta melaksanakan ketertiban dunia sebagaimana amanat konstitusi kami, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” ungkapnya.

Dia mengatakan Indonesia merupakan negara besar dalam beragam aspek.

Yang paling disyukuri, kata dia, negara sebesar dan seberagam Indonesia ini hidup dalam persatuan dan kesatuan.

“Hal ini tentu menjadi pelajaran bagi kita bersama dan bangsa-bangsa dunia bagaimana Indonesia dapat mengelola keberagaman dalam harmoni dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan konsensus kebangsaan,” ungkapnya.

Bagi PKS, kata dia, kesempatan bertemu mitra internasional seperti ini bisa menjadi forum diskusi dan tukar pikiran tentang nilai-nilai kebudayaan dan kearifan bangsa Indonesia, yang sejatinya bisa menjadi dasar dan fondasi peradaban dunia yang lebih baik dan bermartabat.

Sebagaimana Proklamator dan Presiden Pertama Indonesia Bung Karno, pada 30 September 1960, di hadapan Sidang Majelis Umum PBB, pernah menawarkan Pancasila sebagai dasar dan fundamental bagi “Tata Dunia Baru” dengan pidato yang berjudul “To Build The World a New”.  (boy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler