PALEMBANG--Sekitar 1.000 kupu-kupu dari 11 spesies yang ada di Indonesia, disebar di Taman Kupu-kupu milik Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Palembang. Taman kupu-kupu ini diharapkan bisa menjadi salah satu tujuan wisata di Palembang. Selasa (19/2), taman kupu-kupu yang berada di areal kantor DP2K Palembang, di Gandus ini, diresmikan Wali Kota Palembang, Ir H Eddy Santana Putra MT.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Palembang, Sudirman Tegoeh mengatakan, Palembang menjadi kota pertama yang menggagas untuk memiliki taman Kupu-kupu di Provinsi Sumsel. Namun untuk nasional, Palembang adalah kota kelima setelah Lampung, Bogor, Jogjakarta dan Ujung Pandang yang sudah lebih dulu memiliki taman kupu-kupu.
Ada 11 spesies kupu-kupu yang dikoleksi oleh taman kupu-kupu Palembang. Yakni. Triodes Helena, Papillio Helanus, Papillio Paranthus, Vindola Dejone, Papillio Ambrax, Papillio Memnon, Vindula Dejone, Papillio Demolion, Cethosea Hypsea, Pachliopta Hypsea, Pachliopta Aristolochiae dan Graphium Agamemnon.
“Taman ini luasnya hanya 22 m x 15 m. Kita membangunnya secara bertahap mulai dari lingkungannya hingga tanaman untuk makan kupu-kupunya," jelasnya.
Untuk pelestarian kupu-kupu sendiri, kata Sudirman, pihaknya masih meminta bantuan tenaga ahli dari Jawa Barat. Namun nanti, DP2K kota akan menyiapkan tenaga ahli untuk merawat kupu-kupu ini.
"Kita masih didampingi tenaga ahli dari Jawa Barat nanti petugas kita akan belajar dari petugas itu nantinya,"katanya.
Nah untuk usia kupu-kupu sendiri, kata Sudirman paling lama memiliki usia 21 hari. Untuk tetap menjaga keindahan hewan insekta ini, DP2K kota Palembang akan membangun insektarium.
"Tahun ini juga kita akan membangun insektarium, jadi kupu-kupu yang mati akan diawetkan dan dikoleksi. Ini kami harapkan bisa menjadi tempat edukasi bagi pelajar," jelasnya.
Nantinya juga, sambung Sudirman, taman kupu-kupu tersebut juga akan menjadi taman rekreasi bagi masyarakat kota Palembang. "Belum kita tentukan apakah akan ditarik retribusi bagi pengunjung di taman ini. Tapi ini kita buka untuk umum dan sekarang masih gratis,” katanya.
Selama ini, tambah Sudirman, populasi kupu-kupu di Indonesia mengalami penurunan, khususnya dalam lima tahun terakhir. “Ini terjadi karena polusi udara, karena kupu-kupu ini sangat rentan dengan kondisi udara,"jelasnya.
Kupu-kupu merupakan indikator lingkungan yang mencerminkan kawasan tersebut masih asri. "Kupu-kupu tidak bisa berkembang dikawasan yang telah tercemar polusi,"ungkapnya.
Sementara itu Wali Kota Palembang, H Eddy Santana Putra mengatakan, akan memperluas taman kupu-kupu tersebut di kawasan kecamatan Gandus Palembang.
"Disini ada lahan 10 hektare dan saya optimis ini akan berhasil jadi tempat yang ada perlu diluaskan," katanya.
Kawasan Gandus sendiri, diharapkan Eddy menjadi daerah penghijauan sebagai tempat pelestarian alam.ââ¬Â¨"Disini (Gandus, red) diharapkan diperbanyak penghijuannya," katanya.
Selain taman kupu-kupu,tambah orang nomor satu di kota Palembang ini untuk menjaga keseimbangan alam Pemkot Palembang juga perlu mengagas taman burung untuk melestarikan spesies burung asli sumatera.
“Kita juga ingin melestarikan burung asli Sumatera seperti cucak rowo, Murai Batu tetapi kawasan ini harus lebih hijau lagi karena burung menyukai banyak pepohonan salah satunya pohon salam untuk makanannya,"tukasnya. (ika)
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Palembang, Sudirman Tegoeh mengatakan, Palembang menjadi kota pertama yang menggagas untuk memiliki taman Kupu-kupu di Provinsi Sumsel. Namun untuk nasional, Palembang adalah kota kelima setelah Lampung, Bogor, Jogjakarta dan Ujung Pandang yang sudah lebih dulu memiliki taman kupu-kupu.
Ada 11 spesies kupu-kupu yang dikoleksi oleh taman kupu-kupu Palembang. Yakni. Triodes Helena, Papillio Helanus, Papillio Paranthus, Vindola Dejone, Papillio Ambrax, Papillio Memnon, Vindula Dejone, Papillio Demolion, Cethosea Hypsea, Pachliopta Hypsea, Pachliopta Aristolochiae dan Graphium Agamemnon.
“Taman ini luasnya hanya 22 m x 15 m. Kita membangunnya secara bertahap mulai dari lingkungannya hingga tanaman untuk makan kupu-kupunya," jelasnya.
Untuk pelestarian kupu-kupu sendiri, kata Sudirman, pihaknya masih meminta bantuan tenaga ahli dari Jawa Barat. Namun nanti, DP2K kota akan menyiapkan tenaga ahli untuk merawat kupu-kupu ini.
"Kita masih didampingi tenaga ahli dari Jawa Barat nanti petugas kita akan belajar dari petugas itu nantinya,"katanya.
Nah untuk usia kupu-kupu sendiri, kata Sudirman paling lama memiliki usia 21 hari. Untuk tetap menjaga keindahan hewan insekta ini, DP2K kota Palembang akan membangun insektarium.
"Tahun ini juga kita akan membangun insektarium, jadi kupu-kupu yang mati akan diawetkan dan dikoleksi. Ini kami harapkan bisa menjadi tempat edukasi bagi pelajar," jelasnya.
Nantinya juga, sambung Sudirman, taman kupu-kupu tersebut juga akan menjadi taman rekreasi bagi masyarakat kota Palembang. "Belum kita tentukan apakah akan ditarik retribusi bagi pengunjung di taman ini. Tapi ini kita buka untuk umum dan sekarang masih gratis,” katanya.
Selama ini, tambah Sudirman, populasi kupu-kupu di Indonesia mengalami penurunan, khususnya dalam lima tahun terakhir. “Ini terjadi karena polusi udara, karena kupu-kupu ini sangat rentan dengan kondisi udara,"jelasnya.
Kupu-kupu merupakan indikator lingkungan yang mencerminkan kawasan tersebut masih asri. "Kupu-kupu tidak bisa berkembang dikawasan yang telah tercemar polusi,"ungkapnya.
Sementara itu Wali Kota Palembang, H Eddy Santana Putra mengatakan, akan memperluas taman kupu-kupu tersebut di kawasan kecamatan Gandus Palembang.
"Disini ada lahan 10 hektare dan saya optimis ini akan berhasil jadi tempat yang ada perlu diluaskan," katanya.
Kawasan Gandus sendiri, diharapkan Eddy menjadi daerah penghijauan sebagai tempat pelestarian alam.ââ¬Â¨"Disini (Gandus, red) diharapkan diperbanyak penghijuannya," katanya.
Selain taman kupu-kupu,tambah orang nomor satu di kota Palembang ini untuk menjaga keseimbangan alam Pemkot Palembang juga perlu mengagas taman burung untuk melestarikan spesies burung asli sumatera.
“Kita juga ingin melestarikan burung asli Sumatera seperti cucak rowo, Murai Batu tetapi kawasan ini harus lebih hijau lagi karena burung menyukai banyak pepohonan salah satunya pohon salam untuk makanannya,"tukasnya. (ika)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggaran Pilkades Serentak Dikritisi
Redaktur : Tim Redaksi