Kurang Murid, 12 SD di Madiun Kukut

Selasa, 15 Juli 2014 – 05:45 WIB

jpnn.com - MADIUN – Niat Pemerintah Kota Madiun membuat pengelopokan ulang (regrouping) sekolah dasar (SD) yang minim murid tampaknya segera terealisasi.  Setidaknya, 12 SD masuk daftar rencana penggabungan. Sebab, dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB), pendaftarnya kurang dari 20 anak.

Jika itu terealisasi, sebagian sekolah yang masuk daftar regrouping tersebut bakal tamat. “Pada 2002, jumlah SD di kota ini berjumlah 138 sekolah, lalu di-regrouping menjadi 58. Nah, kalau sekarang akan di-regrouping kembali, jumlahnya makin sedikit,” tutur Kepala Dinas Dikbudpora Madiun, Suyoto, Senin (14/7).

BACA JUGA: Dikecam, Guru Hukum Murid Duduk di Lantai 1,5 Tahun

Suyoto menegaskan, belasan SD itu patut dimasukkan dalam daftar regrouping. Sebab, tenaga yang dikeluarkan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan operasi terancam tidak efisien karena minimnya siswa.

“Seperti sekolah yang siswa barunya hanya tiga atau kurang dari sepuluh anak itu, bagaimana listrik dan penempatan gurunya. Kira-kira efektif atau tidak?” ujarnya.

BACA JUGA: Dorong Pengawas TK-SD Dipisah Lewat Revisi Perbup

Pernyataan Suyoto tersebut sekaligus menepis kekhawatiran rencana regrouping yang hanya didasarkan pada pertimbangan masa depan sertifikasi guru. Dia menegaskan, efisiensi waktu, tenaga, biaya, dan sumber daya manusia juga menjadi pertimbangan utama. ’’Regrouping itu tidak semata-mata mengenai sertifikasi guru saja,’’ tegasnya.

Terkait dengan penataan guru, Suyoto menyebut dinas dikbudpora bakal memikirkan lebih lanjut teknisnya. Yang jelas, kata dia, dalam regrouping nanti, diupayakan agar sebisa mungkin tidak merugikan pihak-pihak yang terkait.

BACA JUGA: Bebas Belajar di Awal Tahun Ajaran Baru

“Tidak ada kebijakan yang bisa memuaskan semua pihak. Tetapi, kami tetap berupaya menata sedemikian rupa, baik guru maupun tenaga administrasi,’’ ujarnya.

Jumlah siswa baru SD di kota, lanjut dia, memberikan peluang bagi peserta didik luar daerah. Pada PPDB tahun ini, di antara total 669 siswa baru, 237 atau 35,4 persen berasal dari luar kota. ’’Bahkan, ada beberapa sekolah yang siswanya didominasi anak luar kota. Itu disebabkan calon siswa dari dalam kota mulai berkurang,’’ ucapnya.

Sementara itu, SDN 01 Nambangan Lor saat ini telah dikosongkan. Sekolah tersebut di-regrouping dengan SDN 02 Nambangan Lor dan bakal menjadi SDN 01 Nambangan Lor. Sementara itu, SDN 03 Nambangan Lor akan berganti nama menjadi SDN 02 Nambangan Lor. (fin/isd/JPNN/c23/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Kenaikan Biaya Perkuliahan di Universitas Brawijaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler