Kurang Tidur Sebabkan Kamu Mudah Marah

Jumat, 01 Maret 2019 – 15:41 WIB
Ilustrasi marah. Foto: Pixabay

jpnn.com - Penelitian baru di AS telah menemukan bahwa bahkan kehilangan hanya beberapa jam waktu tidur dalam semalam bisa membuat Anda marah dan mengurangi kemampuan Anda untuk beradaptasi dengan situasi tertentu.

Hasil penelitian itu dilakukan oleh para peneliti di Iowa State University. Studi ini meneliti 142 peserta yang secara acak ditugaskan ke dalam dua kelompok.

BACA JUGA: Ini 3 Kiat Mudah Optimalkan Kerja Otak

BACA JUGA : Ketahui Efek Tidur dengan Rambut Basah

Satu kelompok diminta untuk mempertahankan rutinitas tidur normal mereka selama jangka waktu dua hari. Sementara yang lain diminta untuk membatasi tidur mereka hanya dua hingga empat jam selama dua malam.

BACA JUGA: Menambah Jam Tidur, Benarkah Baik untuk Kesehatan?

Para peserta juga menilai perasaan marah mereka sebelum dan sesudah tidur selama tes di lab, di mana mereka diminta untuk menilai produk sambil mendengarkan suara dengan latar belakang yang berbeda, yang dirancang untuk menciptakan situasi yang membuat frustrasi yang bisa memancing kemarahan.

BACA JUGA : Tidur Siang yang Lama Bisa Mengganggu Kesehatan

BACA JUGA: Bayi Tidak Tidur Sepanjang Malam, Orang tua Perlu Khawatir?

Temuan yang dipublikasikan dalam Journal of Experimental Psychology: General, menunjukkan bahwa peserta penelitian yang mempertahankan pola tidur reguler mereka, rata-rata tidur hampir tujuh jam semalam.

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa pembatasan tidur secara universal juga bisa meningkatkan perasaan marah.

"Tidur nyenyak ditemukan secara unik berdampak pada kemarahan, bukan hanya akibat dari perasaan lebih negatif pada saat itu," kata rekan penulis Zlatan Krizan, seperti dilansir laman MSN.

BACA JUGA : Kurang Tidur? Cara Sederhana ini Mungkin Bisa Membantu

Studi ini adalah salah satu yang pertama yang memberikan bukti bahwa kurang tidur bisa memicu perasaan marah.

Kehilangan tidur juga telah dikaitkan dengan peningkatan emosi negatif, seperti kecemasan, kesedihan dan penurunan emosi positif, seperti kebahagiaan dan antusiasme.

"Secara umum, kemarahan secara substansial lebih tinggi bagi mereka yang kurang tidur," jelas Krizan.

"Kami memanipulasi bagaimana menjengkelkan suara itu selama penelitian dan seperti yang diharapkan, orang-orang melaporkan lebih banyak kemarahan ketika suara itu menjadi lebih tidak menyenangkan. Ketika tidur dibatasi, orang-orang melaporkan kemarahan lebih banyak, terlepas dari kebisingan," tambah Krizan.

Hasil awal dari studi terpisah oleh tim peneliti juga menunjukkan bahwa eksperimen di laboratorium juga bisa berlaku untuk kehidupan nyata, dengan para peneliti menemukan bahwa mahasiswa yang berpartisipasi dalam penelitian juga secara konsisten melaporkan lebih banyak kemarahan daripada biasanya pada hari-hari ketika mereka kurang tidur.

Para peneliti kini mulai mengumpulkan data untuk melihat apakah tidur nyenyak bahkan bisa menyebabkan perilaku agresif kepada orang lain.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 5 Kiat Atasi Stres dan Marah Usai Lihat Debat Capres


Redaktur : Natalia
Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler