UNTUK menekan angka golput dalam Pemilihan Gubenur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng), pada tanggal 26 Mei 2013 mendatang. KPU Kota Tegal melakukan berbagai upaya sosialisasi, antara lain dengan blusukan ke kampung-kampung nelayan dan pasar-pasar tradisional. Sehingga melalui sosialisasi ini, masyarakat sadar dan akan menggunakan hak pilihnya.
Divisi Soaliasasi, Hubungan Partispasi Masyarakat, Data Informasi, Pendidikan Pemilih dan SDM, Saefur Rohim, mengatakan, sesuai pemilu tahun sebelumnya, jumlah pemilih dari warga yang bekerja di warteg dan nelayan diperkirakan mencapai 20-25 persen. Meskipun demikian, untuk warteg bisa memilih di lokasi lain, sedangkan nelayan cenderung memilih tetap melaut.
"Kami akan berupaya memberikan kesadaran kepada masyarakat, untuk meningkatkan tingkat partisipasi dalam Pilgub Jateng. Apalagi Pilgub, Pemilukada Kota Tegal, Pemilu Legislaatif dan Pemilu Presiden dilaksanakan lima tahun sekali," kata Saefur Rohim.
Menurut Saefur Rohim, selain itu pihaknya kini juga melakukan sosialisasi kepada kelompok tertentu. Yakni, Musyawarah Guru Pelajaran (MGP) khusus Pendidikan Pancasaila dan Kewargaan (PPKn) se-SLTA Kota Tegal, yang telah dilaksanakan, serta kelompok perempuan. Tujuan Diklih kepada guru MGMP PPKn, agar mereka bisa membantu untuk menyampaikan tentang pelaksanaan Pilgub Jateng ke siswa yang merupakan kelompok pemilih pemula.
Dijelaskan Saefur Rohim, upaya tersebut juga bertujuan untuk menciptakan pola pemilih cerdas serta sosialisasi bahaya money politik. Sebab, money politik merupakan racun mematikan. Jangan karena besaran rupiah dan barang, terjajahkan selama lima tahun. Saat ini untuk tahapan Pilgub Jateng sudah masuk tahap pencalonan, kemudian penentapan calon pada 11 April 2013 serta pengundian nomor urut pada tanggal 16 April 2013. Adapun pemungutan suara akan dilaksanakan, pada hari Minggu 26 Mei 2013 mendatang.
"Untuk meningkatkan tingkat partisipasi, sekaligus menekan angka Golput kami telah menyiapkan 80 kali kegiatan sosialisasi kepada masyarakat sampai bulan Mei 2013 mendatang," tambahnya.
Sedangkan terkait masih adanya permasalah dalam data pemilih. Ditegaskan Saefur Rohim, saat ini masih tahap pemutakhiran, untuk pengesahan DPT baru akan dilakukan pada 1 April 2013 dan pengumuman DPT tanggal 2-4 April 2013 yang akan diumumkan di seluruh kantor keluarahan dan ruang publik.
"Sehingga data pemilih belum final, dan kami berharap ada madsukan dari masyarakat agar data pemilih Pigub Jateng valid," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Tegal, Toto Pranoto ST, menyatakan, pihaknya menemukan ratusan daftar pemilih bermasalah yang masih terdaftar dalam daftar pemilih sementara (DPS) Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng. Antara lain, nama pemilih yang sudah pindah domisili, pemilih ganda, sakit jiwa, serta meninggal dunia.
"Selain itu, kami juga masih menemukan nama yang seharusnya memiliki hak pilih dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur, tetapi belum tercantum dalam DPS," ujar Toto.
Menurut Toto, sesuai data dari Panwaslu Kota Tegal, Minggu (10/3), terdapat sekitar 324 nama yang tidak memenuhi syarat, tetapi masih masuk dalam DPS. Jumlah itu, terdiri dari 74 nama orang yang sudah meninggal dunia, 12 nama orang sakit jiwa, 1 nama orang yang berusia di bawah 17 tahun, 72 nama ganda, dan 165 nama penduduk yang sudah pindah domisili. Selain itu, terdapat sekitar 20 data pemilih yang memenuhi syarat, tetapi tidak masuk dalam DPS. Jumlah itu terdiri dari delapan nama orang yang sudah menikah, serta 12 orang pemilih pemula.
Ditambahkan Toto, kesalahan tersebut harus segera diperbaiki oleh KPU, sehingga daftar pemilih tetap (DPT) pemilu gubernur dan wakil gubernur nantinya akurat. Terkait masalah tersebut pihaknya, telah mengirimkan surat kepada KPU Kota Tegal untuk menindaklanjuti temuan tersebut.
"KPU bersama Panwaslu harus bersinergi dan bekerja sepenuh hati dalam melaksanakan coklit, guna memperkecil potensi gugatan hasil pemilu yang berhubungan dengan DPT," paparnya. (hun)
Divisi Soaliasasi, Hubungan Partispasi Masyarakat, Data Informasi, Pendidikan Pemilih dan SDM, Saefur Rohim, mengatakan, sesuai pemilu tahun sebelumnya, jumlah pemilih dari warga yang bekerja di warteg dan nelayan diperkirakan mencapai 20-25 persen. Meskipun demikian, untuk warteg bisa memilih di lokasi lain, sedangkan nelayan cenderung memilih tetap melaut.
"Kami akan berupaya memberikan kesadaran kepada masyarakat, untuk meningkatkan tingkat partisipasi dalam Pilgub Jateng. Apalagi Pilgub, Pemilukada Kota Tegal, Pemilu Legislaatif dan Pemilu Presiden dilaksanakan lima tahun sekali," kata Saefur Rohim.
Menurut Saefur Rohim, selain itu pihaknya kini juga melakukan sosialisasi kepada kelompok tertentu. Yakni, Musyawarah Guru Pelajaran (MGP) khusus Pendidikan Pancasaila dan Kewargaan (PPKn) se-SLTA Kota Tegal, yang telah dilaksanakan, serta kelompok perempuan. Tujuan Diklih kepada guru MGMP PPKn, agar mereka bisa membantu untuk menyampaikan tentang pelaksanaan Pilgub Jateng ke siswa yang merupakan kelompok pemilih pemula.
Dijelaskan Saefur Rohim, upaya tersebut juga bertujuan untuk menciptakan pola pemilih cerdas serta sosialisasi bahaya money politik. Sebab, money politik merupakan racun mematikan. Jangan karena besaran rupiah dan barang, terjajahkan selama lima tahun. Saat ini untuk tahapan Pilgub Jateng sudah masuk tahap pencalonan, kemudian penentapan calon pada 11 April 2013 serta pengundian nomor urut pada tanggal 16 April 2013. Adapun pemungutan suara akan dilaksanakan, pada hari Minggu 26 Mei 2013 mendatang.
"Untuk meningkatkan tingkat partisipasi, sekaligus menekan angka Golput kami telah menyiapkan 80 kali kegiatan sosialisasi kepada masyarakat sampai bulan Mei 2013 mendatang," tambahnya.
Sedangkan terkait masih adanya permasalah dalam data pemilih. Ditegaskan Saefur Rohim, saat ini masih tahap pemutakhiran, untuk pengesahan DPT baru akan dilakukan pada 1 April 2013 dan pengumuman DPT tanggal 2-4 April 2013 yang akan diumumkan di seluruh kantor keluarahan dan ruang publik.
"Sehingga data pemilih belum final, dan kami berharap ada madsukan dari masyarakat agar data pemilih Pigub Jateng valid," tegasnya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kota Tegal, Toto Pranoto ST, menyatakan, pihaknya menemukan ratusan daftar pemilih bermasalah yang masih terdaftar dalam daftar pemilih sementara (DPS) Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng. Antara lain, nama pemilih yang sudah pindah domisili, pemilih ganda, sakit jiwa, serta meninggal dunia.
"Selain itu, kami juga masih menemukan nama yang seharusnya memiliki hak pilih dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur, tetapi belum tercantum dalam DPS," ujar Toto.
Menurut Toto, sesuai data dari Panwaslu Kota Tegal, Minggu (10/3), terdapat sekitar 324 nama yang tidak memenuhi syarat, tetapi masih masuk dalam DPS. Jumlah itu, terdiri dari 74 nama orang yang sudah meninggal dunia, 12 nama orang sakit jiwa, 1 nama orang yang berusia di bawah 17 tahun, 72 nama ganda, dan 165 nama penduduk yang sudah pindah domisili. Selain itu, terdapat sekitar 20 data pemilih yang memenuhi syarat, tetapi tidak masuk dalam DPS. Jumlah itu terdiri dari delapan nama orang yang sudah menikah, serta 12 orang pemilih pemula.
Ditambahkan Toto, kesalahan tersebut harus segera diperbaiki oleh KPU, sehingga daftar pemilih tetap (DPT) pemilu gubernur dan wakil gubernur nantinya akurat. Terkait masalah tersebut pihaknya, telah mengirimkan surat kepada KPU Kota Tegal untuk menindaklanjuti temuan tersebut.
"KPU bersama Panwaslu harus bersinergi dan bekerja sepenuh hati dalam melaksanakan coklit, guna memperkecil potensi gugatan hasil pemilu yang berhubungan dengan DPT," paparnya. (hun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Didukung Loyalis Anas, Saan Bakal Diganjal Cikeas
Redaktur : Tim Redaksi