jpnn.com, CIKARANG - Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto melihat produksi bahan farmasi di Dexa Site Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (21/2).
Kunjungan ini dilakukannya dalam rangka mendorong produksi Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) untuk mampu mengurangi ketergantungan obat dari Tiongkok setelah virus Corona mewabah.
BACA JUGA: Menkes Terawan Minta Masyarakat Terus Berdoa
"OMAI ini manfaatnya sangat besar dan sangat baik. Sedangkan efek sampingnya sangat kecil, bahkan hampir tereliminasi. Jadi menurut saya ini potensi pasar luar biasa," kata Terawan.
Virus Corona yang mewabah di Tiongkok cukup meresahkan industri farmasi di Indonesia. Sementara ini, Indonesia sudah menghentikan impor bahan baku farmasi yang 60 persen berasal dari Tiongkok. Stok bahan baku impor diperkirakan tersedia hingga Juni 2020.
BACA JUGA: Polemik Virus Corona, Menkes Terawan Tantang Peneliti Harvard
Pada kesempatan ini, Terawan mengimbau masyarakat Indonesia untuk menggunakan OMAI yang diolah dari alam dalam negeri. Dia menginginkan penggunaan OMAI menggantikan obat-obat impor dari luar negeri.
Mantan Kepala RSPAD Gatot Subroto ini menilai bahan baku OMAI dan kualitasnya sangat kaya serta terjaga.
Fakta itu penting, karena dengan penggunaan obat dengan bahan baku dari Indonesia, bisa menekan harga obat menjadi lebih terjangkau.
Selain itu, menurunkan tingkat ketergantungan akan impor dari negara lain.
"Untuk mencapai target mengurangi ketergantungan impor bahan baku dan alat kesehatan Kementerian Kesehatan akan melakukan percepatan dengan mendorong investasi bahan baku, produk obat, serta alat kesehatan," kata Terawan.
Terawan mengapresiasi industri farmasi yang mendukung strategi pemerintah dalam mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat dan alat kesehatan melalui riset dan hilirisasi.
Sejauh ini Dexa memiliki 18 produk berizin edar fitofarmaka atau obat herbal yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dari 26 produk berizin edar fitofarmaka di Indonesia. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga