Kurangi Konsumsi Tepung Terigu Berlebih, Masyarakat Perlu Didorong Beralih Lebih Sehat

Sabtu, 20 Maret 2021 – 17:26 WIB
Ilustrasi tepung beras. Foto: Hosakart

jpnn.com, JAKARTA - Pengusaha sekaligus penggiat tepung lokal Annisa Pratiwi menilai, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor tepung terigu maupun gandum melalui eduksi kepada masyarakat.

Hal ini disampaikan Annisa menanggapi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan pangan masih tergolong tinggi, termasuk tepung terigu.

BACA JUGA: Kuatkan Tulang, Ini 7 Manfaat Tepung Tapioka yang Jarang Diketahui

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2019 Indonesia mengimpor tepung terigu hingga 34.467 ton.

“Saat ini penggunaan terigu sebagai primadona tepung sebetulnya bisa dikatakan berlebihan. Selain efek terhadap nilai impor yang terlalu tinggi, juga tidak memaksimalkan potensi pangan lokal yang beranekaragam,” ungkap Annisa, Sabtu (20/3).

BACA JUGA: Belum Punya Momongan, Tyas Mirasih Tolak Endorse Program Bayi Tabung

Menurutnya, sampai saat ini penggunaan tepung lokal hanya terbatas pada penggunaan tepung pati singkong (tapioka) yang kegunaanya tidak bisa optimal untuk sehari-hari.

"Namun sejak tepung mocaf dari singkong ini semakin banyak di pasaran, harusnya bisa menjadi salah satu alternatif pengganti tepung terigu yang ada di pasaran," serunya.

BACA JUGA: Hai Ladies! Ini 7 Kiat untuk Membuat Pria Merasa Dibutuhkan

Dia menilai, sebetulnya produksi tepung lokal sebagai salah satu pengganti tepung terigu cukup memiliki potensi di Indonesia.

Bukan hanya tepung mocaf dari singkong, tetapi juga varian lainnya seperti tepung pisang, tepung sorghum, tepung beras.

"Tepung pati singkong pun sebetulnya memiliki potensi memenuhi kebutuhan pasar Indonesia untuk bisa digunakan secara optimal maupun digunakan untuk memproduksi banyak olahan yang fungsinya tidak kalah dengan tepung terigu," jelasnya.

Di sisi lain, apabila konsumsi tepung mocaf dari singkong semakin tinggi, tentunya dapat berdampak positif pada serapan ubi kayu atau singkong di Indonesia.

Saat ini singkong menjadi salah satu komoditas pangan lokal yang termasuk dalam program diversifikasi pangan yang digaungkan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

“Tapi tidak bisa dipungkiri, faktor pengetahuan dan kebiasaan dari masyarakat yang belum mengenal tepung mocaf atau tepung singkong serbaguna menjadikan produk ini tidak banyak dilirik,” ujar Founder PT Agung Bumi Agro ini.

Oleh karena itu, sebagai salah satu cara mengenalkan tepung mocaf lebih cepat, Annisa bersama Ladang Lima membuka kelas bisnis inkubasi yang bisa diikuti oleh masyarakat umum, maupun para pelaku usaha makanan untuk menciptakan peluang bisnis kuliner menyehatkan.

Melalui kegiatan ini, Annisa ingin menginformasikan penggunaan tepung singkong serbaguna sebagai salah satu opsi bahan baku yang bisa menggantikan tepung terigu selama ini.

Annisa mengingatkan, hanya ada tiga orang terpilih yang nantinya akan ikut diinkubasi dan mendapatkan uang tunai puluhan juta rupiah.

Saat ini tahap seleksi masih dilakukan. Siapa pun yang berusia 20-45 tahun masih bisa mendaftar paling lambat 24 maret 2021.

Pendaftaran dilakukan dengan mengisi data diri dan motivasi di situs bit.ly/HealthypreneurLadangLima.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Minat Anak Muda untuk Menabung Emas di Pegadaian Tinggi


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler