jpnn.com - JAKARTA - Dwi Herawati, Guru kelas IV SDN 03 Pulo, Kebayoran Baru terang-terangan mengaku kesulitan menguasai kurikulum 2013, terutama terkait cara penilaian kepada para siswa.
"Saya ikut penataran selama seminggu. Saya jujur belum menguasai. Kalau proses pembelajaran tidak terlalu berbeda. Bedanya hanya di proses penilaian. Itu sangat kesulitan," kata Dwi di depan menteri Pendidikan Muhammad Nuh di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin (21/7).
BACA JUGA: Aktivitas di Luar Kelas Dihitung Mengajar
Hari ini Mendikbud sengaja mengumpulkan guru-guru dari berbagai sekolah untuk mengetahui kesiapan mereka dalam menjalankan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2014 ini.
Kesimpulannya, guru-guru banyak mengeluhkan sulitnya memberi penilaian secara otentik untuk masing-masing siswa.
BACA JUGA: Mendikbud Jamin Guru Bahasa Inggris Tetap Dapat Tunjangan Profesi
Namun, Dwi optimistis penerapan kurikulum baru akan mampu membangun karakter peserta didik, termasuk budi pekertinya.
Mendikbud Mohammad Nuh tidak mempersoalkan kendala yang masih dihadapi guru-guru tersebut. Sebab dengan penilaian otentik, guru harus didukung data otentisme tentang kemampuan siswa.
BACA JUGA: Calon Bidikmisi Curang, Langsung Pindah Reguler
"Tidak apa-apa, karena belum terbiasa. Bagi guru di sekolah yang biasa menggunakan penilaian otentik tidak ada masalah. Jadi kita butuh dibiasakan. Para guru kita perlu waktu untuk pembiasaan, beradaptasi," kata Nuh.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Peluang Lulus SMMPTN Lebih Besar
Redaktur : Tim Redaksi