PANGANDARAN – Kurikulum 2013 yang rencananya diberlakukan mulai Juli 2013 menuai kontroversi. Sebagian kalangan pendidik masih meragukan keberhasilan kurikulum tersebut.
Fahrus Zaman Fadhly, wakasekjen Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengatakan sosialisasi penerapan kurikulum 2013 --yang dicanangkan Mendikbud M Nuh-- belum maksimal.
Sosialisasi kurikulum 2013 sangat penting dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada pendidik di daerah. “Seharusnya sosialisasi kurikulum 2013 disosialisasikan ke daerah supaya para guru dan pendidik di daerah bisa memahami dan mengerti,” tutur saat menjadi pembicara di Seminar Nasional Kurikulum 2013 di Hotel Sandaan Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran (8/6).
Selain itu, dalam pembuatan kurikulum 2013 pun seharusnya meminta masukan dari berbagai kalangan ahli, pengajar dan masyarakat supauya tidak terjadi kontroversi dan kurikulum tidak membingungkan pengajar. “Seharusnya Pak Menteri (Muhammad Nuh) meminta masukan dari kalangan ahli, pengajar dan masyarakat untuk dijadikan input sehingga ketika kurikulum terbentuk, bisa dipahami dan tidak membingungkan,” ungkap Fahrus yang juga caleg DPR dari Partai Nasdem ini.
Banyak keluhan-keluhan mengemuka dalam rancangan kurikulum 2013, diantaranya rencana penambahan jam pelajaran. Di kurikulum 2013, jumlah jam belajar bertambah dari 26 jam menjadi 30 jam per minggu untuk siswa SD. Berikutnya, untuk siswa SMP dari 32 jam menjadi 38 jam.
“Seharusnya pemerintah menghitung dan mempertimbangkan dampak dari penambahan jam pelajaran terhadap aktivitas sosial siswa di luar sekolah, seperti mengikuti madrasah atau pun kursus-kursus di luar materi pelajaran sekolah,” ungkapnya.
Drs Enggartiasto Lukita, ketua Umum IKA UPI mengatakan kurikulum 2013 belum siap diterapakan di dunia pendidikan Indonesia, karena akan menimbulkan kesenjangan. Pemerintah seharusnya menangguhkan menerapkan kurikulum 2013. “Kurikulum 2013 belum siap diterapkan di dunia pendidikan Indonesia dan seharusnya pemerintah menangguhkan penerapan kurikulum 2013,” pintanya.
Menurutnya pemerintah belum siap dan jangan memaksakan menerapkan kurikulum 2013 ketika pemerintah belum siap karena yang dipertaruhkan masa depan bangsa.
“Pemerintah belum siap untuk menerapkan kurikulum 2013 jangan dipaksakan kalau belum siap karena yang dipertaruhkan adalah masa depan bangsa,” ujarnya.
Kepala SMA Muhammadiyah U Kosasih mengatakan kurangnya sosialisasi kurikulum 2013 menyebabkan para pendidik dan pengajar tidak memahami dan mengerti isi dan tujuan kurikulum yang akan diterapkan.
“Banyak guru – guru yang belum paham dan belum mengerti dengan kurikulum 2013 karena sosialisasi yang dilakukan tidak ada,” ungkapnya. (asp)
Fahrus Zaman Fadhly, wakasekjen Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengatakan sosialisasi penerapan kurikulum 2013 --yang dicanangkan Mendikbud M Nuh-- belum maksimal.
Sosialisasi kurikulum 2013 sangat penting dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada pendidik di daerah. “Seharusnya sosialisasi kurikulum 2013 disosialisasikan ke daerah supaya para guru dan pendidik di daerah bisa memahami dan mengerti,” tutur saat menjadi pembicara di Seminar Nasional Kurikulum 2013 di Hotel Sandaan Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran (8/6).
Selain itu, dalam pembuatan kurikulum 2013 pun seharusnya meminta masukan dari berbagai kalangan ahli, pengajar dan masyarakat supauya tidak terjadi kontroversi dan kurikulum tidak membingungkan pengajar. “Seharusnya Pak Menteri (Muhammad Nuh) meminta masukan dari kalangan ahli, pengajar dan masyarakat untuk dijadikan input sehingga ketika kurikulum terbentuk, bisa dipahami dan tidak membingungkan,” ungkap Fahrus yang juga caleg DPR dari Partai Nasdem ini.
Banyak keluhan-keluhan mengemuka dalam rancangan kurikulum 2013, diantaranya rencana penambahan jam pelajaran. Di kurikulum 2013, jumlah jam belajar bertambah dari 26 jam menjadi 30 jam per minggu untuk siswa SD. Berikutnya, untuk siswa SMP dari 32 jam menjadi 38 jam.
“Seharusnya pemerintah menghitung dan mempertimbangkan dampak dari penambahan jam pelajaran terhadap aktivitas sosial siswa di luar sekolah, seperti mengikuti madrasah atau pun kursus-kursus di luar materi pelajaran sekolah,” ungkapnya.
Drs Enggartiasto Lukita, ketua Umum IKA UPI mengatakan kurikulum 2013 belum siap diterapakan di dunia pendidikan Indonesia, karena akan menimbulkan kesenjangan. Pemerintah seharusnya menangguhkan menerapkan kurikulum 2013. “Kurikulum 2013 belum siap diterapkan di dunia pendidikan Indonesia dan seharusnya pemerintah menangguhkan penerapan kurikulum 2013,” pintanya.
Menurutnya pemerintah belum siap dan jangan memaksakan menerapkan kurikulum 2013 ketika pemerintah belum siap karena yang dipertaruhkan masa depan bangsa.
“Pemerintah belum siap untuk menerapkan kurikulum 2013 jangan dipaksakan kalau belum siap karena yang dipertaruhkan adalah masa depan bangsa,” ujarnya.
Kepala SMA Muhammadiyah U Kosasih mengatakan kurangnya sosialisasi kurikulum 2013 menyebabkan para pendidik dan pengajar tidak memahami dan mengerti isi dan tujuan kurikulum yang akan diterapkan.
“Banyak guru – guru yang belum paham dan belum mengerti dengan kurikulum 2013 karena sosialisasi yang dilakukan tidak ada,” ungkapnya. (asp)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggaran Diblokir, Tender Buku Kurikulum Baru Molor
Redaktur : Tim Redaksi