“Kami harus mengajarkan kepada anak seperti apa, karena buku atau petunjuk pelaksanaan kurikulum 2013 belum ada,” kata seorang guru SLTA Slawi yang enggan namanya dikorankan.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Kabid Dikmen Dindikpora Pemkab Tegal, Agus Budiyono, menjelaskan, kirukulum pendidikan 2013 dilaksanakan secara bertahap dan terbatas. Artinya, tidak semua sekolah menjalankan kurikulum tersebut. Hanya beberapa sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project pelaksanaan program kurikulum 2013.
“Tidak serentak mengikuti kurikulum baru. Kita bertahap dan terbatas,” katanya, Rabu (10/7).
Di Kabupaten Tegal, lanjut Agus, sekolah yang dijadikan pilot project untuk tingkat SD yaitu kelas I dan IV sebanyak 11 sekolah, untuk SMP kelas VII sebanyak 6 sekolah, SMA kelas X sebanyak 4 sekolah, dan SMK kelas X sebanyak 5 sekolah. SMA yang ditunjuk SMAN 1 Slawi, SMAN 2 Slawi, SMAN 3 Slawi, dan SMAN 1 Bojong. Sedangkan, SMK yang ditunjuk yakni SMKN 1 Adiwerna, SMKN 2 Adiwerna, SMKN 1 Slawi, SMKN 1 Dukuhturi, dan SMK NU 1 Slawi.
“Bagi sekolah yang belum ditunjuk, masih menggunakan kurikulum lama,” terangnya.
Mengawali pelaksanaan kurikulum 2013, kata dia, kepala sekolah yang ditunjuk menjadi pilot project telah menjalani pelatihan selama lima hari di Yogyakarta, pekan lalu. Sementara itu, pelatihan juga akan dilaksanakan bagi guru yang dilakukan secara bertahap di Islamic Center Semarang dan Jakarta.
”Tiga mapel yang ditekankan kembali untuk dipelajari di sekolah,” jelasnya.
Tiga mapel itu, kata Agus, Bahasa Indonesia, Matematika, dan Sejarah. Namun demikian, prinsip pendidikan yang diterapkan siswa di kurikulum 2013 hampir sama dengan mengedepankan keterampilan siswa. Siswa didik untuk lebih meningkatkan skill individu.
”Materi yang diajarkan disesuaikan dengan perkembangan zaman,” katanya. (yer)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buku Porno Masuk SD
Redaktur : Tim Redaksi