Hal itu disampaikan anggota Panitia Kerja (Panja) Kurikulum Komisi X DPR, Ferdiansyah, Rabu (19/12) petang, setelah mendapat masukan dari daerah tentang perubahan kurikulum yang diprogramkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu. Ferdiansyah mengaku baru saja melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Dari kunker itu terungkap bahwa masyarakat maupun guru di daerah itu masih diresahkan oleh rencana perubahan kurikulum. Tak terkecuali Gubernur Kalimantan Selatan Rudy Arifin ikut resah dengan perubahan kurikulum itu.
“Sambutan Gubernur Kalimantan Selatan sangat jelas, bahwa rakyat masih resah terhadap rencana perubahan kurikulum,” ungkap Ferdi saat dihubungi melalui telepon selulernya.
Keresahan itu, lanjut Ferdi, didasari oleh ketidaksiapan guru sebagai ujung tombak perubahan kurikulum pendidikan. Selain itu, infrastruktur pendidikan di sejumlah daerah juga masih banyak yang belum memadai.
“Saat kami berbincang dengan guru-guru di sana (Kalsel, red), baik SD maupun SMP, masih ada di antara mereka yang mengaku belum mendengar rencana perubahan kurikulum. Sebagian sudah tahu dari media,” jelasnya.
Karenanya politisi Golkar itu menuding perubahan kurikulum hanya karena ambisi pemerintah saja. Padahal, kebijakan tersebut bersifat nasional yang seharusnya dipersiapkan secara matang. "Bukan hanya dalam waktu enam,” pungkas Ferdi.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beasiswa Doktor Diusulkan USD20.000
Redaktur : Tim Redaksi