Kurikulum Perguruan Tinggi Harus Disesuaikan Peluang dan Tantangan Industri 4.0

Sabtu, 16 Maret 2019 – 16:53 WIB
Ketua KEIN Soetrisno Bachir ditemui di Ciamis, Jawa Barat. Foto: Istimewa

jpnn.com, CIAMIS - Kurikulum perguruan tinggi harus menyesuaikan peluang dan tantangan revolusi industri ke-4 (4.0) agar membentuk lulusan yang kompeten, berpengetahuan, berketerampilan, serta bersikap.

"Kurikukulum harus didesain kembali, terutama perguruan tinggi untuk menyesuaikan era industri 4.0," kata Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir di hadapan mahasiswa STIKES Muhammadiyah Ciamis dan generasi milenial Muhammadiyah, Sabtu (16/3).

BACA JUGA: Sentra RnD Dorong Entrepreneurship dari Generasi Milenial

Menurut Soetrisno, revolusi industri 4.0 menuntut sumber daya manusia (SDM) berpendidikan tinggi (high education). Pemahaman pendidikan tinggi di sini adalah pada kurikulum dan jenjang pendidikannya.

Baca juga: Sentra RnD Dorong Entrepreneurship dari Generasi Milenial

BACA JUGA: 3D Printer Industri 4.0 Besutan Inspira Academy Bidik Segmen Pelajar

Dalam kurikulumnya bukan hanya membentuk SDM berketerampilan tinggi, tetapi juga kafaah, himmah, dan amanah. SDM yang seperti ini akan mengelola potensi alam menjadi bernilai tinggi, tetapi dengan pendekatan tanpa merusak alam.

BACA JUGA: Menperin Raih Herman Johannes Award Bidang Industri 4.0

"Belakangan ini kami mengenal ekonomi syariah, yang salah satu penekannya adalah menjaga keseimbangan alam, maka kita masukan nilai-nilai ekonomi syariah pada kurikulum," kata Soetrisno.

Baca juga: Mas Romi Dijerat KPK, Pak Jokowi Tetap Menganggapnya Teman

Ketua KEIN yang berlatar belakang pengusaha ini menjelaskan Indonesia lebih mengenal ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan maupun ekonomi syariah memiliki persamaan mendasar dalam mengelola alam, yaitu menjaga kelestarian alam sehingga menciptakan pembangunan berkelanjutan.

Dalam hal jenjang pendidikan, mayoritas pekerja masih dominan lulusan SMP ke bawah dengan porsi 60 persen dan sekolah menengah 27,5 persen. Lulusan perguruan tinggi hanya 12 persen. "Kita harus melakukan percepatan akses pendidikan tinggi yang lebih luas bagi masyarakat," kata dia.

Ketua KEIN mengapresiasi gerakan Muhammadiyah yang aktif mendirikan perguruan tinggi di berbagai daerah, bahkan hingga kabupaten. Hal ini akan mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas SDM yang dibutuhkan industri.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bea Cukai Siapkan Strategi Baru Sambut Era Industri 4.0


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler