Kurs Rupiah Makin Parah, Airlangga Akui Terdepresiasi 6 Persen, tetapi

Selasa, 11 Oktober 2022 – 18:21 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui rupiah memang mencatatkan depresiasi hingga enam persen. Ilustrasi/foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore kembali melemah, bahkan menyentuh pelemahan 40 poin atau 0,26 persen.

Rupiah ditutup melemah ke posisi Rp 15.358 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.318 per USD.

BACA JUGA: Kurs Rupiah Hari Ini Anjlok Lagi, Makin Dalam

"Rupiah tertekan oleh sentimen risk off di pasar. USD masih menguat hari ini walau tidak besar," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong di Jakarta, Selasa (11/10).

Menurutnya, penguatan USD terjadi karena investor khawatir tentang kenaikan suku bunga bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), dan eskalasi dalam perang Ukraina.

BACA JUGA: USD Melaju Terus, Kurs Rupiah Hari Ini Makin Ambles

Lukman menyebut dari domestik, rupiah dipengaruhi oleh data penjualan ritel Agustus mengecewakan, yaitu hanya mengalami pertumbuhan 4,9 persen, lebih rendah dibandingkan perkiraan untuk 8 persen dan 6,2 persen pada bulan sebelumnya.

"Menambah tekanan pada rupiah," ujar Lukman.

BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Ambyar, USD Tembus Rp 15.318

Pada Agustus 2022 kinerja penjualan eceran yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat sebesar 201,8, atau tumbuh 4,9 persen (yoy).

Rupiah hari ini dibuka melemah ke posisi Rp 15.331 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 15.331 per USD hingga Rp 15.374 per USD.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui rupiah memang mencatatkan depresiasi hingga enam persen.

Namun, pergerakan Rupiah masih lebih kuat dibanding mata uang negara-negara dengan lain.

“Relatif lebih tinggi dibanding negara lain termasuk Kanada, Swiss, Thailand, Nepal juga termasuk Inggris sehingga relatif Indonesia lebih moderat dibandingkan beberapa negara lain,” kata dia.

Airlangga juga memerinci beberapa indikator ketahanan eksternal seperti indeks volatilitas kurs yang sebesar 30,49, dan juga premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia yang lebih rendah dari Meksiko, Brasil, Turki dan Afrika Selatan. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
kurs rupiah   Airlangga   rupiah   USD   Ekonomi  

Terpopuler