jpnn.com, JAKARTA - Direktur CELIOS Bhima Yudhistira Adhinegara memprediksi pelemahan rupiah akan berlanjut hingga tahun depan.
Seperti diketahui, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (10/10) ambrol melemah 67 poin atau 0,44 persen ke posisi Rp 15.318 per USD.
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Ambyar, USD Tembus Rp 15.318
Menurut Bhima, terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan pelemahan nilai tukar rupiah, di antaranya tekanan resesi global menurunkan cadangan devisa, berakhirnya era windfall harga komoditas yang selama ini membantu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
"Terakhir, pengetatan moneter yang dilakukan negara maju hingga kondisi ekonomi di China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia saat ini sedang mengalami slowdown," ujar Bhima saat dikonfirmasi, Senin (10/10).
BACA JUGA: Bye USD! Rupiah Hari Ini Makin Berjaya
Bhima mengatakan rupiah akan bergerak direntang Rp 15.300 hingga Rp 16 ribu hingga awal tahun depan.
"Game changer-nya akan bergantung seberapa tinggi suku bunga Bank Indonesia (BI) naik untuk intervensi imbal hasil di pasar surat utang," ungkapnya.
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Ambruk Lagi, padahal Sudah Mulai Bangkit Kemarin
Meskipun demikian, jika BI bisa menaikkan suku bunga acuan hingga menjadi 5,5 persen hingga enam persen, rupiah bisa menguat. Namun, sektor riil akan terpukul kenaikan cost of financing atau biaya pinjaman.
"Harapannya, walau tekanan masih akan cukup tinggi, rupiah bisa lebih stabil. Tekanan saat ini karena adanya kebijakan moneter yang agresif dari The Fed dan ECB sehingga ada ketidakpastian kapan The Fed akan selesai naikkan suku bunga," tegas Bhima.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari