Kurs Rupiah Rawan 'Terpeleset' Seiring Konsolidasi Pasar Jelang Pertemuan The Fed

Senin, 14 Juni 2021 – 11:24 WIB
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan kilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini berpotensi melemah. Foto/ilustrasi: Arsip jpnn.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan kilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ini berpotensi melemah.

Menurutnya, hal itu terjadi seiring konsolidasi pasar menjelang pertemuan bank sentral AS The Federal Reserve.

BACA JUGA: Pascarilis Data Cadangan Devisa, Kurs Rupiah Ikut Melempem

Pada Senin, pukul 9.46 WIB, rupiah terkoreksi 29 poin atau 0,2 persen ke posisi Rp 14.218 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.189 per USD.

"Pasar perlu mewaspadai pelemahan nilai tukar rupiah hari ini terhadap USD, karena USD terlihat rebound terhadap major currency seperti Euro, GBP, AUD, JPY, dan mata uang regional seperti SGD, Peso, Baht, Won, pagi ini.," kata Ariston, di Jakarta, Senin (14/6).

BACA JUGA: Alhamdulillah, Kurs Rupiah Berpeluang Lanjutkan Penguatan

Ariston memperkirakan hasil rapat The Fed kemungkinan besar akan tetap sama dengan rapat sebelumnya yaitu mempertahankan kebijakan yang sama.

"Seperti pembelian obligasi USD 120 miliar per bulan dan suku bunga acuan di dekat nol persen," ujarnya.

BACA JUGA: Pelemahan Kurs Rupiah Jumat Pagi Masih Bisa Berlanjut

Kendati demikian, lanjutnya, para pelaku pasar mewaspadai apabila The Fed akan membuka diskusi soal kemungkinan perubahan kebijakan ke arah yang lebih ketat.

Pasalnya, menurut Ariston, kenaikan inflasi yang sudah melebihi target dua persen selama beberapa bulan.

"Diskusi tersebut bisa menjadi indikasi The Fed bersiap mengubah kebijakannya dan ini bisa mendorong penguatan USD ke depan," ujar Ariston.

Dari dalam negeri, kata Ariston kurs rupiah dipengaruhi oleh naiknya angka positif Covi-19.

"Hal itu mungkin bisa menjadi pemicu pelemahan rupiah terhadap USD," kata Ariston.

Pada hari Minggu (13/6) kemarin, tercatat penambahan kasus baru lebih dari 9.000 kasus, tertinggi sejak awal tahun.

"Bila angka ini berlanjut, mungkin ada pembatasan yang lebih ketat yang bisa mengganggu perekonomian," kata Ariston.

Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi melemah ke kisaran Rp 14.420 per USD dengan potensi support di kisaran Rp 14.170 per USD.

Pada Jumat (11/6) lalu, rupiah ditutup menguat 58 poin atau 0,41 persen ke posisi Rp 14.189 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.248 per USD. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
kurs rupiah   Dolar   USD   The Fed  

Terpopuler