jpnn.com, JAKARTA - Konflik internal Partai Hanura diyakini tidak akan berpengaruh besar terhadap pemerintahan yang ada, maupun pencalonan Joko Widodo di Pemilu 2019 mendatang.
"Mau dipimpin kelompok OSO (Oesman Sapta Odang) maupun faksi Wiranto (yang diprakarsai Sarifuddin Sudding,red), saya kira relatif akan sama saja bagi Jokowi. Tidak akan berpengaruh besar di Pilpres 2019," ujar pengamat politik Said Salahudin kepada JPNN.com.
BACA JUGA: Pilih IM Jadi Mensos, Jokowi Mengunci Golkar agar Tak Liar
Direktur Eksekutif Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini memaparkan pandangannya berdasarkan sejumlah fakta.
Antara lain, modal dukungan Hanura untuk Jokowi tidak signifikan. Dari hasil Pemilu 2014, Hanura hanya punya modal 16 kursi DPR. Jumlah tersebut tidak cukup kuat untuk dijadikan alat tawar Hanura di hadapan pemerintah.
BACA JUGA: Konflik Hanura Bawa Efek Tak Baik Bagi Demokrasi
"Seandainya konflik di internal partai tersebut berujung pada sikap menarik dukungan dari pemerintah atau Jokowi sendiri yang menendang Hanura keluar dari Istana, misalnya, kan tidak banyak juga yang bisa dilakukan oleh Hanura. Mau jadi oposisi pun memakai istilah anak sekarang enggak akan 'nendang'," ucapnya.
Demikian juga terkait dukungan Hanura untuk Jokowi pada Pilpres 2019. Said menilai, dengan dukungan PDIP, Golkar, PKB, PPP, dan Nasdem yang solid mengusung Jokowi kembali, maka modal 16 kursi Hanura bukan hal yang terlalu penting bagi Jokowi.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi Semringah Chopperland Pesanannya Tiba
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hanura Pecah, Dua Figur Ini Bisa Menjadi Jalan Tengah
Redaktur & Reporter : Ken Girsang