jpnn.com, JAKARTA - Konflik internal Partai Hanura dinilai menunjukkan kerapuhan partai tersebut sebagai sebuah lembaga yang mempunyai peranan penting dalam negara demokrasi.
Kondisi itu dikhawatirkan membawa efek yang tidak baik pada masyarakat.
BACA JUGA: Bukan Konflik Hanura yang Pengaruhi Elektabilitas Jokowi
Terutama di tengah harapan mayoritas rakyat yang menginginkan demokrasi Indonesia tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.
"Saya kira efeknya tak hanya bagi internal Hanura, tapi juga masyarakat. Karena konflik ini mnunjukkan kerapuhan internal partai tersebut," ujar pengamat politik Kaka Suminta kepada JPNN, Sabtu (20/1).
BACA JUGA: Tak Dipakai Kubu Daryatmo, Begini Reaksi Pasek Suardika
Karena itu, Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) ini menyarankan Partai Hanura segera berbenah. Belajar mengelola konflik dengan baik, hingga menjadi kekuatan yang luar biasa.
Jika tidak, Hanura hanya diingat sebagai partai yang pernah ada dan hancur hanya karena konflik internal. Bukan karena komitmen partai untuk membangun demokrasi dengan baik.
BACA JUGA: Ramses Yakin Elite Hanura Sadar Konflik Bikin Partai Hancur
"Konflik internal mengancam Hanura sebagai calon peserta pemilu. Apalagi ada keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengharuskan seluruh partai politik, termasuk 12 parpol peserta pemilu 2014, diverifikasi ulang. Konflik hanya akan membuat pengurus tidak solid saat verifikasi dilakukan," ucapnya.
Kaka optimistis, jika seluruh elemen di Hanura mau menurunkan ego masing-masing dan bersedia untuk duduk bersama, konflik dapat diselesaikan hanya dalam beberapa hari.
Dengan demikian partai yang didirikan Menko Polhukam tersebut dapat mempersiapkan diri menghadapi Pemilu 2019.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat Ya, Partai Gagal Ikut Pemilu 2019 Bisa Usung Capres
Redaktur & Reporter : Ken Girsang