jpnn.com - WONOSOBO – Indonesia belum sepenuhnya terbebas dari kusta. Di Wonosobo, Jawa Tengah, kusta bahkan sampai merenggut nyawa.
Sejak 2003 hingga 2006, di Wonosobo terdapat 106 penderita kusta. Dari jumlah itu, 94 orang tercatat masih hidup.
BACA JUGA: Pengemis Tajir Terjaring Razia, Ya Ampun Hartanya...
Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Wonosobo, Jaelan mengatakan, jumlah penderita kusta di wilayahnya masih dalam kategori rendah. Menurutnya, penderita kusta yang meninggal karena memang terlambat memeriksakan diri ke tim medis.
“Para penderita enggan memeriksakan diri ke tenaga kesehatan dan menganggap sepele, bukan penyakit yang serius. Atau mereka menghentikan proses pengobatan karena efek obat yang dipakai menyebabkan kulitnya menghitam, jadi tidak percaya diri dengan penampilan,” katanya seperti diberitakan Radar Kedu (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Ancol Terus Berubah, Danau Toba?
Untuk itu, Dinkes Wonosobo melakukan koordinasi lintas sektoral guna menggalakkan deteksi dini kasus penderita kusta. Dengan demikian, masyarakat maupun pemerintah memiliki kesadaran yang sama untuk menekan persebaran penyakit kusta.
Sedangkan Retno Rinjaswati dari Dinkes Provinsi Jawa Tengah mengatakan, mulanya penderita kusta memang seperti tak punya keluhan. Karenanya, penderita kusta pun pada awalnya tak merasa penyakitan.
BACA JUGA: Gak Ada Hujan, Gak Ada Angin, Rumah Nenek Roboh
Tanda-tanda utama penyakit kusta yang perlu diketahui yakni lesi atau kelainan kulit yang mati rasa. Kelainan itu bisa berwarna putih atau kemerahan.
Selanjutnya ada penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi baik sensorik (mati rasa), motorik (kelemahan atau kelumpuhan), otonom (kulit kering dan retak-retak), serta ditemukannya bakteri tahan asam pada kerokan jaringan kulit. “Kuman penyebab kusta masih satu genus dengan kuman penyebab penyakit tuberkulosis tetapi ada perbedaan karakteristik dari kedua kuman tersebut,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, waktu pembelahan sel kuman penyebab kusta relatif lebih lama, yaitu 2-3 minggu. Bakan di luar tubuh manusia, kuman kusta dari cairan hidung bisa bertahan sampai 9 hari.
Kuman kusta bisa menyerang organ tubuh di bagian mana saja kecuali susunan saraf pusat (otak dan medulla spinalis). Karenanya kuman kusta tidak menyebabkan manusia mengalami gangguan jiwa organik. Namun demikian, kuman kusta bisa menyerang susunan saraf tepi dan pada akhirnya menimbulkan kecacatan yang permanen.(ali/ton/JPG/ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Katanya Gaji Guru Sekian, Ternyata...
Redaktur : Tim Redaksi