Kusumayati Dipidana Anak Sendiri, PCNU Karawang: Surga di Telapak Kaki Ibu

Jumat, 20 September 2024 – 19:24 WIB
Pada Kamis (19/9), PCNU Karawang menggelar doa bersama agar Kusumayati dikuatkan hatinya menghadapi langkah hukum anak kandungnya sendiri. Foto: dok sumber

jpnn.com, KARAWANG - Kusumayati, seorang ibu yang dipidanakan anaknya sendiri, mendapatkan dukungan moril dari ormas islam Nahdatul Ulama (NU) Karawang.

Pada Kamis (19/9), PCNU Karawang menggelar doa bersama agar Kusumayati dikuatkan hatinya dan hakim bisa bijaksana dalam memutuskan perkaranya.

BACA JUGA: Membentuk Peta Daerah dari Nasi Tumpeng, Pemkab Karawang Raih Rekor MURI

Deden Permana, Ketua PCNU Karawang, mengaku miris melihat kasus ini. Pasalnya, dirinya tidak habis pikir bagaimana bisa seorang anak tega mempidanakan ibu kandungnya sendiri hanya gara-gara warisan.

"Hanya gara-gara meminta hak waris yang sangat berlebihan tentunya, yang tidak sesuai dengan kemampuan harta benda peninggalan seorang ayah. Padahal ibunya masih ada, kedua saudaranya masih ada. Dia bersikukuh keras untuk memenjarakan seorang ibu. Nauzubillah," ujar Deden seusai doa bersama di kantor PCNU Karawang.

BACA JUGA: Tanggulangi Abrasi di Karawang, PHE ONWJ Gunakan Ban Bekas

Deden menilai sikap anak yang ingin memenjarakan ibunya sendiri ini adalah sebuah kedurhakaan. Karena, dalam Islam surga ada di bawah telapak kaki ibu. Menyakiti ibu, ujar Deden, sama juga menyakiti Tuhan.

"Anak yang durhaka tentunya. Di agama kita itu surga ada di telapak kaki ibu. Anak harus ingat bagaimana ibu melahirkan 9 bulan. Kemudian disusui, kemudian mengasuh. Sampai anak itu diajarkan bicara. Tapi setelah besar anak itu menuntut kepada ibunya," tandasnya.

BACA JUGA: PN Karawang Ancam Jebloskan Terdakwa Kusumayati ke Tahanan

Dalam doa bersama itu juga, Kusumayati mengutarakan bahwa dirinya telah gagal mendidik Stepanie --anak yang tega mempidanakan dirinya.

Tidak hanya itu, yang membuat hati Kusumayati getir adalah pengakuan Stepanie dalam persidangan yang mengaku tidak ingin dilahirkan olehnya.

"(Stepanie) dia anak saya. Tapi saya telah gagal mendidik anak saya. Bahkan dalam persidangan dia mengaku tidak ingin dilahirkan oleh saya. Saya sedih," ujar Kusumayati.

Kusumayati juga membeberkan bahwa dalam pembagian warisan, dirinya sama sekali tidak menghilangkan nama Stepanie sebagai hak penerima waris.

"Saya tidak menghilangkan nama dia. Hanya perubahan susunan penerima waris saja yang berubah. Tapi dia tidak terima dan malah menuntut 500 miliar, kemudian turun 20 miliar. Saya tidak sanggup, malah dia ingin penjarakan saya," kata Kusumayati.

Kasus anak yang mempidanakan ibu kandungnya ini sudah disidangkan beberapa kali di pengadilan negeri (PN) Karawang. Pada sidang selanjutnya, agendanya adalah pembacaan tuntutan dari pihak penggugat ke pihak tergugat. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler