jpnn.com, JAKARTA - Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Syaikhona Kholil, Bangkalan, KH. Nasih Aschal alias Kiai Nasih mendorong pengusutan tuntas kasus carok di Desa Ketapang Laok, Sampang, Madura, Jawa Timur.
"Tentu kami berbelasungkawa, sekaligus mengutuk keras aksi ini dan kami mendorong agar proses hukum bisa dilakukan secepat mungkin,” kata Kiai Nasih melalui keterangan persnya seperti dikutip Selasa (19/11).
BACA JUGA: Jimmy Tewas Bersimbah Darah, Polisi Langsung Antisipasi Carok Massal di Sampang
Dia berharap peristiwa carok di Ketapang Laok, Sampang, menjadi sebuah peringatan bagi semua agar kejadian serupa tidak terulang.
Kiai Nasih juga menekankan pentingnya semua pihak menjaga keamanan dan kedamaian selama pelaksanaan pilkada serentak 2024.
BACA JUGA: Detik-Detik Carok Maut Tewaskan 4 Orang di Bangkalan, Kakak Beradik Ini Jadi Tersangka
Sebab, peristiwa carok diduga berkaitan dengan pilkada setelah seorang kandidat setempat melakukan kunjungan ke daerah.
"Maka kembalikan Madura kepada apa yang sudah ditanamkan oleh para pendahulu kita," ujarnya.
BACA JUGA: Kakak-Adik Tersangka Carok Massal di Bangkalan Sempat Pamit ke Orang Tua, Begini Ceritanya
Kiai Nasih mengingatkan bahwa tindakan kekerasan seperti carok, bukan hanya bertentangan dengan hukum, tetapi juga melawan dengan ajaran agama.
"Bhuppa’ Bhâbhu’ Ghuru Rato. Itu mengandung arti yang sangat dalam, di mana Madura dikenal menjadi suku yang baik, maka pertahankan kebaikan ini,” katanya.
Kyai Nasih mengatakan masyarakat Madura sebenarnya orang yang santun dan tidak grasah-grusuh, sehingga dirinya heran muncul insiden carik.
"Madura itu masyarakatnya santun, madura itu masyarakatnya sopan, madura itu masyarakatnya tidak grusa-grusu," ungkapnya. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Aristo Setiawan