Kutuk Rasisme AS, Massa Turun Lagi

Senin, 15 Desember 2014 – 07:26 WIB
MANA KEADILAN: Seruan demonstran di Manhattan, New York, Sabtu (13/12). Mereka menuntut penghapusan rasialisme. Foto: John Minchillo/AP

jpnn.com - NEW YORK – Massa kembali memblokade jalanan New York dan Washington D.C. pada Sabtu (13/12). Total ada lebih dari 50 ribu demonstran yang turun ke jalan New York dan 5 ribu orang di Washington. Akibatnya, jalan di Manhattan, New York, dan Pennsylvania Avenue, Washington, tidak bisa dilalui.

 

Tuntutan mereka sama dengan sebelumnya. Mereka ingin keadilan ditegakkan bagi polisi kulit putih yang telah menembak mati beberapa warga kulit hitam yang tidak bersenjata.

BACA JUGA: Potong Kaki dan Tangan Istri karena Cemburu

’’Saya berada di sini bukan hanya untuk Eric Garner, tapi juga buat anak perempuan, laki-laki, sepupu, keponakan, ayah, dan ibu semua orang,’’ ujar Esaw Garner, istri mendiang Eric Garner.

BACA JUGA: Perdana Menteri Shinzo Abe Menang Telak

Garner, 43, tewas karena sulit bernapas dan asmanya kambuh setelah dipiting Daniel Pantaleo, polisi, pada 17 Juli lalu. Saat itu Garner dituding menjual rokok tanpa cukai. Publik berang setelah grand jury memutuskan Pantaleo tidak bersalah.

Massa yang turun ke jalan Sabtu petang lalu tidak hanya berasal dari warga kulit hitam. Banyak juga warga kulit putih atau ras lain. Mayoritas adalah keluarga, anak-anak, orang tua, dan kenalan beberapa warga kulit hitam yang menjadi korban polisi.

BACA JUGA: Peraih Emas Olimpiade Mengutil Suvenir

Ibu Eric Garner, Gwen Carr, menyatakan bahwa mereka bakal terus beraksi sampai pemerintah merespons tuntutan mereka. ’’Ini adalah waktunya menorehkan sejarah. Kami akan datang ke sini sesering yang diperlukan,’’ tegas Carr di hadapan massa yang berdiri di depan gedung Capitol.

Menjelang malam, massa juga memadati Jembatan Brooklyn sehingga masyarakat tidak bisa lewat. Di jembatan itu, sempat terjadi kericuhan. Beberapa kelompok orang melemparkan kaleng kepada polisi yang berjaga. Dua polisi yang berusaha menghentikan aksi tersebut diserang. Mereka menderita luka-luka. Namun, para tukang kisruh itu berhasil melarikan diri.

Di dalam tas yang tertinggal, ditemukan tiga palu dan topeng hitam. Beberapa massa yang marah juga menggebrak jendela mobil polisi yang sedang berpatroli.

’’Pelaku tidak tertarik dengan hukum dan berdemo sesuai dengan aturan. Mereka memiliki agenda sendiri. Salah satunya adalah menciptakan konflik kekerasan fisik,’’ tutur Wakil Komisioner Intelijen dan Pencegahan Terorisme AS John Miller.

Di Washington, aksi massa yang dipimpin aktivis hak asasi manusia (HAM) Al Sharpton cenderung lebih tertib. Massa mengular sepanjang enam kilometer dari Washington Square melewati Six Avenues dan Broadway menuju kantor pusat kepolisian.

’’Kami akan terus mengingat Michael Brown, Eric Garner, Tamir Rice, dan seluruh korban lainnya,’’ kata Al Sharpton. (AFP/New York Daily News/sha/c14/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Restoran Peduli Jomblo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler