Secara total Mancini sudah mengemas 12 gelar sejak menjadi pelatih pada 2001. Semuanya adalah gelar domestik. Paling banyak ketika melatih Inter dengan tujuh gelar yang di antaranya adalah tiga scudetto pada 2005-2006, 2006-2007, dan 2007-2008.
Bersama City, dia baru mempersembahkan tiga gelar, yakni Piala FA pada 2010-2011, Premier League musim lalu, dan Community Shield 2012. Banyaknya gelar yang digapainya selama berkarir sebagai pelatih, ternyata belum mampu membawanya sukses di kancah Eropa.
Prestasi paling bagusnya adalah mencapai perempat final pada 2004-2005 sebelum kalah dari AC Milan dan pada 2005-2006 di mana mereka tersisih oleh Villarreal. Bersama City, malah Mancini sudah tersingkir sejak fase grup musim lalu.
"Musim lalu kami berada pada grup yang sulit dan akhirnya kami tersisih. Ternyata, musim ini kami berada pada grup dan tantangan yang lebih berat. Benar-benar lebih buruk dari musim sebelumnya," ujar Mancini, seperti dikutip Sports Direct.
Apabila kembali gagal musim ini, akan menjadi tekanan hebat buat Mancini. Dia pernah merasakan hal serupa ketika mampu meraih scudetto dua musim beruntun, tetapi tetap saja gagal di Liga Champions. Bahkan, dia sempat mundur dari Inter pada 2008 lalu.
Ya, pada musim terakhirnya di Inter, Mancini sempat membuat heboh karena menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya setelah Inter tersisih di babak 16 besar Liga Champions karena kalah agregat dari Liverpool 0-3 pada 11 Maret 2008.
Setelah dirayu owner Inter Massimo Moratti, Mancini akhirnya kembali menjabat hingga akhir musim dan digantikan Jose Mourinho. Di tangan Mourinho, Inter merasakan gelar juara Liga Champions pada 2009-2010.
"Mereka jelas tipikal pelatih yang berbeda. Ayah saya pernah menjadi pemain hebat dalam waktu yang lama. Dia memiliki pengetahuan lebih baik soal sepak bola daripada Mourinho. Mourinho motivator hebat," ujar Andrea Mancini, putra Mancini, kepada Marca. (ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berkat Juventini
Redaktur : Tim Redaksi