KWT Binama Manfaatkan Lahan Pekarangan Tanam Sayuran Berkualitas

Selasa, 30 Juni 2020 – 18:22 WIB
KWT BInama memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam sayuran. Foto: Humas BPPSDMP

jpnn.com, BANDUNG BARAT - Ketersediaan pangan menjadi hal penting saat ini. Untuk itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak seluruh insan pertanian untuk memanfaatkan setiap lahan untuk menanam.

Instruksi ini dijalankan Kelompok Wanita Tani (KWT) Binama di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, dengan memanfatkan lahan pekarangan untuk menanam sayuran.

BACA JUGA: Pertanian Tak Boleh Berhenti, BPPSDMP Kementan Bahas Implementasi Closed Loop

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), Indonesia dianugerahi berbagai jenis lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian.

“Indonesia memiliki lahan rawa, lahan kering, hingga lahan pekarangan. Semuanya harus dimanfaatkan. Harus diolah dan ditanam agar ketersediaan pangan kita mencukupi. Juga sebagai antisipasi untuk mengatasi krisis pangan,” tuturnya, Selasa (30/6).

BACA JUGA: Keuletan KWT Liman Benawi Dapat Pujian dari BPPSDMP Kementan

Menurut Mentan SYL, lahan pekarangan di Indonesia sangat luas sekali, mencapai 10 juta hektare. Pemanfaatan pekarangan yang dilakukan oleh KWT Binama tentu saja dapat menopang konsumsi keluarga masing-masing yang dapat memenuhi gizi keluarga, bahkan bisa dijual yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

“Ayo kita dukung ibu-ibu dan seluruh masyarakat untuk memanfaatkan pekarangan masing-masing, karena Indonesia dengan iklim yang tropis sangat baik cocok untuk budidaya pertanian,” ujarnya.

BACA JUGA: Kepala BPPSDMP: Kostratani Program Pemerintah untuk Sejahterakan Rakyat

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi menyampaikan, tujuan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) adalah meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan rumah tangga sehingga kita bisa sehat, aktif, dan produktif.

“Jangan sampai ada lahan yang menganggur, semua harus ditanami. Kita juga bisa melakukan family farming dengan memanfaatkan lahan pekarangan. Intinya, kita harus tanam, tanam, tanam,” katanya.

Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Bandung Barat, merupakan salah satu desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan didominasi kaum pria.

Namun, karena semakin tahun lahan pertanian di Desa Cibodas semakin berkurang, maka sejumlah wanita tani di Kampung Wangsakerta RT 03 RW 05 membentuk KWT Binama sejak 18 Februari 2013.

Mereka berinisiatif memaksimalkan lahan pekarangan yang ada untuk melakukan budidaya tanaman hortikultura dan tanaman obat. Dalam pola budidayanya mengacu pada budidaya ramah lingkungan dengan pemanfaatan aneka bahan alami mulai dari persemaian hingga proses pemeliharaan.

KWT Binama yang diketuai oleh Ratna, memiliki anggota kelompok sebanyak 40 orang. Tujuh tahun berkiprah dalam pemanfaatan pekarangan, kini KWT Binama memetik hasilnya.

Saat ini, aneka sayuran seperti bayam, kemangi, seledri, aneka cabai, selada keriting, bawang daun, pakcoy, lorosa, tomat cherry, dan aneka tanaman obat seperti sambung nyawa, honje, jahe merah, antanan, daun ginseng, dan pokpohan, secara kontinue dibudidayakan dengan memanfaatkan lahan demplot dan lahan pekarangan para anggota KWT seluas 1.400m2.

KWT Binama juga sudah memiliki screen house persemaian sendiri dan melakukan pengolahan hasil terhadap sayuran dan tanaman toga yang tidak masuk ke grade pasar modern, menjadi aneka olahan pangan yaitu keripik.

“Pemasaran yang kami lakukan dibagi menjadi 3 segmen, yaitu pasar modern, pasar tradisional, dan warung untuk kelompok dengan sayuran grade C. Pertanian yang kami terapkan juga goes to organic,” tutur Ratna.

Omzet yang diperoleh KWT Binama dari pemasaran sayuran segar dan produk olahan bisa mencapai 2 -3 juta per bulan.

Ferry Ferdiansyah, penyuluh pertanian pendamping KWT Binama disela-sela kegiatan pendampingan, Senin (29/06) menyampaikan, KWT Binama terus-menerus melakukan proses budidaya. Karena, memang sudah kontinyu memasok sayuran ke berbagai pasar baik pasar modern maupun tradisional, disesuaikan dengan grade sayuran.

“Sebagai penyuluh, yang kami lakukan adalah pendampingan rutin ke kelompok, sharing teknologi terbaru tentang pertanian yang dapat diterapkan dan mencoba memberikan solusi atas permasalahan yang ada. Disamping itu kami melakukan edukasi ke sekolah-sekolah pengenalan pertanian kepada anak-anak tingkat sekolah dasar tentang pemanfaatan lahan pekarangan dengan membagikan bibit sayuran secara gratis,” ungkap Ferry. (ikl/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler