jpnn.com - SURABAYA – Adanya La Nina membuat target produksi garam di Jawa Timur tahun ini diproyeksikan berkurang drastis. Dari targte 1,2 juta ton, realisasi diperkirakan hanya 30–40 persen.
Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur M. Hassan menyatakan, fenomena La Nina membuat jadwal produksi garam di Jatim bergeser. Seharusnya, panen dilaksanakan pada Juli, namun mundur menjadi September.
BACA JUGA: Buka-bukaan Rekening Perbankan Mulai 2018
’’Kami minta pemerintah dan pengusaha tidak impor garam dulu. Sebab, saat ini pasokan garam petani maupun PT Garam masih cukup untuk kebutuhan tiga sampai empat bulan ke depan,’’ katanya.
Saat ini stok garam petani di Jatim mencapai 255 ribu ton. Sementara itu, stok garam PT Garam (Persero) mencapai 150 ribu ton. Kebutuhan garam konsumsi mencapai 120 ribu ton per bulan. Sedangkan kebutuhan garam industri nasional mencapai 125 ribu ton per bulan.
BACA JUGA: Danai Proyek Palapa Ring, Mandiri Kucurkan Rp 875 Miliar
’’Kalau untuk Jatim, kebutuhan garam konsumsi hanya mencapai 20 ribu ton perbulan. Jadi, saat ini kebutuhan garam konsumsi masih bisa dipenuhi pasokan lokal,’’ imbuh Hassan.
Kepala Bidang Kelautan Pesisir dan Pengawasan (KPP) Dinas Perikanan dan Kelautan Jatim Farkhur Rozaq menambahkan, mundurnya masa produksi tidak bisa dijadikan alasan untuk impor garam.
BACA JUGA: Menkeu Pastikan Singapura Tidak Ganggu Tax Amnesty
’’Kami tidak bisa membendung impor karena memang ada kebutuhan untuk garam industri. Namun, untuk garam konsumsi, sebaiknya jangan impor dulu. Kecuali, memang tahun ini tidak ada musim kemarau karena La Nina,’’ ujar Rozaq.
Hassan juga mengungkapkan, menipisnya produksi garam bisa menaikkan harga garam. ’’Sesuai hukum pasar. Sebab, saat ini harga garam rendah. Jika produksi berkurang, garam impor masuk, dan harga masih rendah, yang akan menderita adalah petani garam,’’ imbuhnya.
Saat ini harga garam kualitas 3 dibeli PT Garam (Persero) Rp 430–Rp 450 per kilogram. Sementara itu, harga garam kualitas 2 Rp 500 per kilogram. Untuk harga garam kualitas 1 (kw 1), Rp 650–Rp 675 per kilogram.
Hassan berharap harga garam kualitas 1 naik dari Rp 650 per kilogram menjadi Rp 750 per kilogram. Sementara itu, harga garam kualitas 2 bisa naik dari Rp 500 per kilogram menjadi Rp Rp 650 per kilogram.
Hassan berharap terdapat kenaikan harga dan tidak tergempur garam impor. Sebab, ada 15 ribu petani garam di Jatim yang menggantungkan hidup mereka di sektor ini. (vir/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasar Global Fluktuatif, Suku Bunga Berpeluang Turun
Redaktur : Tim Redaksi