Hal tersebut dikatakan La Ode Ida saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) XIII dan Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-64 Gereja Pantekosta Jayapura, di Papua, Selasa (30/10).
"Keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia adalah anugerah dan ciptaan Tuhan yang patut kita syukuri. Termasuk Papua dengan kekhasan masyarakatnya," kata La Ode Ida di hadapan sekitar 900 peserta Musda yang memadati Gereja Pantekosta Jayapura.
Perbedaan itu, lanjut senator asal Sulawesi Tenggara itu akan selalu ada sampai kapan pun dan kita tidak akan pernah bisa menghindar dari semua keberagaman itu. Bahkan karena keberagaman itu pula warga bangsa ini memiliki budaya dan agama yang berbeda.
"Perbedaan adalah sangat hakiki jadi tidak boleh ada yang mengusik-usik keberbedaan itu. Orang yang sudah punya keyakinan agama jangan dipaksa-paksa atau diganggu dalam menjalankan keyakinannya," ujar La Ode Ida.
Dalam perspektif saling menghargai keberbedaan itu, menurut La Ode Ida, DPD RI punya kebanggaan tersendiri terhadap masyarakat Papua yang tidak pernah mempertentangkan semua keberagaman di tanah Papua.
Lebih lanjut Wakil Ketua DPD mengingatkan dalam Musda ini juga diagendakan pemilihan pimpinan Gereja Pantekosta Wilayah Papua yang juga tinggi potensi konfliknya.
"Kalau semua peserta Musda tidak mewaspadai potensi konflik ini maka bisa berakibat Musda ini tidak akan menghasilkan apa-apa dan itu akan merugikan rakyat," ujar dia.
Terakhir DPD mengingatkan keluarga besar Gereja Pantekosta untuk tidak membangun mimpi tentang Papua merdeka dan ke luar dari NKRI. "Masyarakat Papua umumnya dan keluarga besar Gereja Pantekosta hendaknya membangun mimpi untuk menyejahterakan rakyat. Jangan bangun mimpi untuk Papua merdeka," pinta La Ode Ida. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demokrat Janji Tak Lindungi Kader Pemeras BUMN
Redaktur : Tim Redaksi