jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Muhammad Budyatna meragukan pemahaman elit PKS terhadap nilai-nilai Islam. Indikasinya menurut Budyatna, banyak keputusan PKS yang selama ini bertentangan dengan nilai-nilai Islam dan itu didengung-dengungkan PKS.
Misalnya kata Budyatna, sejak kapan dalam Islam diajarkan bahwa boleh melindungi koruptor, karena selama ini kader PKS yang terlibat korupsi tidak dipecat.
BACA JUGA: Tugas Luhut dari Jokowi: Cari Kuburan PKI
"Kasus terkini, menjelek-jelekkan saudara sendiri, itu jelas dilarang. Tapi elit PKS saat ini saling menjelekkan. Bermusuhan lebih dari tiga hari, tapi apa yang diperlihatkan para elit PKS? Mereka bermusuhan terus-menerus," kata Budyatna, saat dihubungi wartawan, Senin (25/4).
Surat edaran untuk tidak berhubungan dengan Fahri lanjut Budyatna, jelas bukan ajaran Islam yang mewajibkan umatnya untuk menjaga tali silahturahmi. "Termasuk menunjuk seorang wanita menjadi pengganti Fahri sebagai pimpinan DPR. Bukan saya menentang pemimpin wanita, tapi kan PKS selama ini selalu menentang pemimpin itu wanita?," ujarnya.
BACA JUGA: Ini Kata Rektor Saat Peserta Jatuh Sakit
Terakhir, Budyatna menilai Presiden PKS Sohibul Iman tidak pandai berpolitik, berbeda dengan SBY yang lihai. "SBY itu tidak pernah memecat kader meskipun dia kecewa. SBY lihai membuat kader-kader yang membangkangnya tidak betah dan akhirnya keluar sendiri," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Pedas Banget! Begini Ruhut Menyindir Fahri Hamzah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Pak JK: Kantor Pemerintah Tak Usah Mewah
Redaktur : Tim Redaksi