Presiden Direkur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, perekonomian Indonesia relatif stabil di tengah lesunya perekonomian global terutama di Eropa sehingga berkontribusi positif terhadap kinerja perseroan sejauh ini. "Perekonomian Indonesia tetap solid di tengah ketidakpastian perekonomian global. Kami belum melihat dampak dari pelemahan perekonomian dunia terhadap Indonesia, namun kami tetap berhati-hati mengingat Cina telah mengalami perlambatan ekonomi yang berdampak pada ekspor komoditas Indonesia," ujarnya di Jakarta, Senin (29/10).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap solid dinilainya menciptakan lingkungan usaha yang kondusif bagi industri perbankan dan menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kuatnya kinerja BCA pada tahun 2012. "Didukung dengan keunggulan di bidang perbankan transaksi dan aktivitas penyaluran kredit, kami berhasil memanfaatkan peluang yang muncul dari kuatnya perekonomian Indonesia," terusnya.
Portofolio kredit BCA tumbuh 34,8 persen menjadi Rp 237,7 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu. Komposisi kredit segmen korporasi mencapai 33,2 persen dari total kredit perseroan, komersial & UKM sebesar 39,3 persen, dan konsumer sebesar 27,5 persen. Pertumbuhan kredit tersebut, menurutnya, telah mendorong peningkatan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) menjadi 65,7 persen.
Kredit konsumer mencatat pertumbuhan yang signifikan seiring dengan meningkatnya jumlah masyarakat kelas menengah dan rendahnya tingkat suku bunga perbankan. KPR tumbuh 69,3 persen menjadi Rp 40,4 triliun dibandingkan periode sama tahun lalu. KKB tumbuh 22 persen menjadi Rp 19,3 triliun dibandingkan Rp 15,9 triliun pada periode sama tahun lalu.
Sementara itu total dana giro dan tabungan meningkat 21,5 persen menjadi Rp 284,4 triliun pada akhir September 2012 dan berkontribusi sebesar 79,5 persen terhadap total dana pihak ketiga. Outstanding kartu kredit naik 30,1 persen menjadi Rp 5,7 triliun.(gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahun Depan, Bursa Saham Buka Jam Sembilan
Redaktur : Tim Redaksi