jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Amar Indonesia Tbk mengalami perkembangan yang kuat dengan pertumbuhan luar biasa dalam rekening tabungannya, berdasarkan laporan riset terbaru yang diterbitkan oleh Sinarmas Sekuritas.
Dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) yang mengesankan sebesar 73%, rekening tabungan AMAR melonjak menjadi Rp 150 miliar dari 2019 hingga 2022.
BACA JUGA: Riset NHKSI Rekomendasikan AMAR untuk BUY Rating dan Target Harga Rp 392
Pada kuartal pertama 2023, AMAR berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 34 miliar.
Berdasarkan asumsi sebelumnya dari Sinarmas Sekuritas, perkiraan laba bersih untuk keseluruhan 2023 diproyeksikan mencapai Rp 111 miliar.
BACA JUGA: Kru Kapal MT Kakap Selamatkan 6 Pria yang Kapalnya Tenggelam di Tanjung Priok
Ke depan, laba bersih diperkirakan terus meningkat menjadi Rp 181 miliar pada 2024 dan Rp 279 miliar pada 2025.
Hasil keuangan positif ini akan berdampak pada tingkat pengembalian ekuitas (ROE) sebesar 5% pada 2024 dan 7% ROE pada 2025, menjadikan AMAR sebagai salah satu bank digital yang berhasil menghasilkan keuntungan.
BACA JUGA: BTN Mobile Kini Punya Fitur Menu Instan
AMAR berkomitmen untuk membangun bank digital berbasis teknologi yang melayani target pasarnya melalui kolaborasi embedded banking dan financing.
Hal ini dicapai melalui kerja sama dengan platform ekosistem digital untuk menyediakan beragam layanan perbankan yang mudah diakses.
AMAR menawarkan solusi plug-and-play embedded banking dan financing untuk pemain non-bank, sehingga mereka dapat memberikan layanan perbankan dalam aplikasi mereka sendiri tanpa memerlukan lisensi perbankan.
Secara keseluruhan, AMAR mengadopsi teknologi dan kolaborasi untuk memberikan solusi keuangan yang mutakhir.
"AMAR saat ini telah memperkuat empat pilar strategi kami, meliputi: 1 Tunaiku: Pinjaman digital untuk ritel dan bisnis mikro, 2 Relationship banking untuk komersial dan korporasi, 3 UMKM: Perbankan digital untuk usaha kecil, 4 Embedded Banking dan Finance: plug and play banking untuk perusahaan teknologi berbasis aplikasi apa pun," ujar Vishal Tulsian, Presiden Direktur Amar Bank.
Dalam laporan riset dari Sinarmas Sekuritas, penetrasi perbankan di Indonesia masih rendah serta literasi keuangan yang terbatas, menciptakan lingkungan yang menguntungkan dan dapat memberikan peluang bagi bank digital untuk berkembang.
"Kami tetap optimis bahwa Amar Bank akan terus melayani individu dan UMKM yang masih memiliki keterbatasan akses terhadap layanan perbankan digital," sebutnya.
Menurut laporan riset oleh Sinarmas Sekuritas, prospek bisnis yang menguntungkan dari Amar Bank dapat menyebabkan kenaikan harga saham dan berpotensi terjadinya perubahan pada rasio P/B (Price-to-Book) dari 1x menjadi 1,7x dalam rata-rata tiga tahun.
"Dengan perubahan ini, target harga dalam 12 bulan diperkirakan mencapai Rp 410, artinya, terdapat potensi kenaikan sebesar 45 persen," kata Vishal.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada