jpnn.com - JAKARTA - Penjualan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) melejit. Dari Rp 55,62 triliun pada 2013, menjadi Rp 63,59 triliun pada 2014, atau naik 14,3 persen.
Kelompok bisnis grup Salim dari sektor makanan dan minuman kemasan terutama mi instan masih menjadi kontributor terbesar.
BACA JUGA: Astra Kuasai Pasar SUV
Laporan kinerja INDF sepanjang tahun lalu mencatat kontribusi dari kelompok makanan dan minuman kemasan melalui PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) terhadap pendapatan konsolidasi sebesar 47 persen diikuti grup Bogasari sebesar 25 persen, Agribisnis sebesar 20 persen, dan distribusi sebesar 8 persen.
Dengan diraihnya pendapatan sebesar Rp 63,59 triliun itu INDF meraih laba bruto sebesar Rp 17,05 triliun pada 2014 naik 25,3 persen dibandingkan Rp 13,61 triliun pada 2013. Margin laba bruto meningkat menjadi 26,8 persen dari sebelumnya 24,5 persen.
BACA JUGA: Dorong Perajin di Daerah Tertinggal Cari Celah dari Pelemahan Rupiah
Meski begitu laba usaha juga naik menjadi Rp 7,21 triliun atau meningkat 17,9 persen dibandingkan Rp 6,11 triliun pada tahun sebelumnya. Marjin laba usaha juga meningkat dari 11,0 persen menjadi 11,4 persen.
Namun laba bersih tetap terjaga dan justru mencatatkan kenaikan 55,2 persen menjadi Rp 3,89 triliun dari tahun 2013 sebesar Rp 2,50 triliun.
BACA JUGA: Tarif LRT Rp 1.000 per Kilometer
Kenaikan tinggi pada laba bersih didorong oleh turunnya beban keuangan akibat rugi bersih selisih kurs yang berasal dari kegiataan pendanaan yang lebih rendah. Margin laba bersih naik menjadi 6,1 persen dari sebelumnya 4,5 persen.
Maka tanpa memerhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs, core profit tercatat tumbuh 37,2 persen menjadi Rp 3,89 triliun pada 2014 dibandingkan Rp 2,84 triliun pada 2013.
Direktur Utama dan CEO INDF, Anthoni Salim, mengaku bahagia dengan pencapaian kinerja perseroan sepanjang tahun lalu.
"Kami tetap optimis namun berhati-hati memasuki tahun 2015. Kami akan terus memerkuat dan memerluas kegiatan usaha kami di dalam negeri, mengidentifikasi berbagai peluang yang ada di kawasan regional maupun internasional, serta memersiapkan diri dalam menghadapi berbagai tantangan yang muncul sehubungan diberlakukannya Asean Economic Community (AEC)," tuturnya dalam keterangan resmi, kemarin.
Anthoni menyatakan pihaknya yakin bahwa dengan tujuan dan arah strategis yang jelas dan disiplin, perseroan mampu beradaptasi dengan kondisi pasar secara dinamis.
"Kami berada dalam posisi yang baik untuk menangkap peluang-peluang yang ada dan mengatasi berbagai tantangan ke depannya," imbuhnya.
Khusus untuk ICBP, sepanjang tahun lalu membukukan penjualan bersih sebesar Rp 30,02 triliun atau naik 19,6 persen dibandingkan Rp 25,09 triliun pada 2013. Kenaikan penjualan bersih ditopang kenaikan rata-rata harga jual produknya.
Divisi terbesar ICBP yaitu mi instan memberikan kontribusi sekitar 65 persen terhadap total penjualan bersih perseroan. Divisi lainnya yaitu dairy (18 persen), makanan ringan (7 persen), dan minuman (6 persen). Sedangkan penyedap makanan dan nutrisi dan makanan khusus memberi kontribusi masing-masing 2 persen.
Laba bersih ICBP tahun lalu sebesar Rp 2,60 triliun atau naik 17 persen dibandingkan Rp 2,23 trilun pada 2013. Marjin laba bersih mengalami penurunan dari 8,9 persen pada 2013 menjadi 8,7 persen pada 2014.
"ICBP berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan dan EBITDA sebesar double digit di tengah kondisi perekonomian dalam negeridan industri fast moving consumer goods yang sulit," kata Anthoni yang juga menjabat direktur utama dan CEO di ICBP. (gen)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Melemah, Menteri Marwan Anggap Untungkan Desa
Redaktur : Tim Redaksi