Laba Tergerus, Astra Siapkan Belanja Modal Rp 14 Triliun

Kamis, 04 Agustus 2016 – 01:04 WIB
Astra. Foto: Astra

jpnn.com - JAKARTA – Meski tengah mengalami penurunan kinerja, PT Astra International memastikan tak memangkas belanja modal (capital expenditure). Manajemen tetap menganggarkan capex di kisaran Rp 14 triliun.

Namun, sebaran capex akan digeser pada sektor infrastruktur, logistik dan properti. Selanjutnya, emiten berkode ASII itu akan memotong belanja modal pada lini alat berat dan otomotif.

BACA JUGA: Dukung Program 20 Juta Wisman, DPR Bakal Gelontorkan Dana Triliunan

Pengalihan itu bukan berati performa penjualan alat berat menukik. Sebab, pada dasarnya United Tractors (UNTR) masih mempunyai tabungan kas Rp 13 triliun. Artinya, United Tractors masih mampu secara modal.

”Konsentrasi persebaran capex digeser pada logistik, properti dan infrastruktur. Tiga divisi itu mengapling porsi 38 persen dari total belanja modal,” beber Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto.

BACA JUGA: Nexmedia Siarkan Langsung Kompetisi Elite Eropa

Pemotongan belanja modal karena penjualan alat berat berjalan sesuai pesanan. Nah, supaya tidak mubazir belanja modal lini alat berat dikurangi. Begitu pun dengan otomotif.

Kapasitas produksinya juga sudah maksimal.”Pendeknya, kami pindahkan belanja modal pada proyek prospektif,” ulas Prijono.

BACA JUGA: PGN Perluas Jaringan Gas Bumi ke Perumahan di Batam

Salah satu proyek infrastruktur menjadi perhatian perusahaan bertumpu pada 4 ruas tol. Meliputi Kunciran-Serpong dalam pembebasan lahan, Jombang-Mojokerto, Semarang-Solo, dan Serpong-Balaraja akan digarap bersama Grup Sinarmas.

Kemudian, perusahaan juga fokus menuntaskan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati 5 dan 6 B berkapasitas 2x1.000 Megawatt (MW). ”Asalkan positif, infrastruktur apapun kami tertarik,” jelasnya.

Seluruh anak usaha Grup Astra sudah sepakat tidak akan memangkas belanja modal. Pasalnya, penyerapan belanja modal hingga paruh pertama tahun ini telah mencapai 40 persen.

Berdasar data Semester pertama tahun ini, pendapatan perusahaan turun lima persen menjadi Rp 88,2 triliun dari periode sama tahun 2015 di kisaran Rp 92,5 triliun.

Laba perusahaan terjun 12 persen menjadi Rp 7,11 triliun dari posisi sama 2015 di level Rp 8,05 triliun. Anggaran belanja modal gabungan antara konsolidasi anak-anak usaha dengan perusahaan mitra tercatat Rp 20 triliun. ”Jadi, ekspansi tidak boleh surut,” Prijono menukas. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Segera Gelar Event Akbar Pameran Pariwisata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler