jpnn.com, JAKARTA - Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyebut sebanyak 95,5 persen orang Indonesia masih kurang mengonsumsi buah dan sayur dengan porsi cukup. Hal itu masih menjadi masalah yang berkelanjutan.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Agus Nurali mengatakan orang tua harus mendorong anak-anak untuk lebih lahap mengonsumsi sayur. Terlebih bagi anak-anak pada rentang usia di bawah 10 tahun.
BACA JUGA: Program Healtypreneur, Ladang Lima Ciptakan Peluang Bisnis Kuliner
"Dari hasil Riskesdas 2018 bahkan dari tiga tahun sebelumnya, masalah kita adalah yang makan sayur dan buah masih relatif rendah, di bawah 10 persen," jelas Imran.
Agus menyebut mengonsumsi sayur dan buah sangat penting untuk mencapai gizi seimbang, khususnya bagi anak-anak.
BACA JUGA: Nikmati Mi Instan Pedas Tanpa Bikin Waswas
Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara umum menganjurkan anak balita dan anak usia sekolah untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 300-400 gram per hari. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi tersebut disarankan dalam porsi sayur.
Ada banyak faktor yang membuat anak-anak tak gemar mengonsumsi sayuran. Salah satunya karena sayuran bukan menjadi makanan favorit yang punya rasa lezat. Berbanding terbalik dengan mie instan yang justru banyak digemari oleh anak-anak karena kelezatan rasanya.
BACA JUGA: Mie Gacoan Jadi Pilihan Utama Para Pencinta Mi
Padahal, mie instan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan anak bila dikonsumsi berlebih seperti meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, diabetes tipe 2, hingga hipertensi.
Co-founder Ladang Lima Annisa Pratiwi mengatakan guna mengatasi permasalahan tersebut, Ladang Lima merilis Mi Sayur Gluten Free sebagai solusi untuk cara mudah meningkatkan konsumsi sayur bagi anak-anak.
“Kami ingin membantu seluruh orangtua di Indonesia untuk memenuhi gizi anak-anaknya dengan menghadirkan mie instan yang plant based. Demi dapat memenuhi kebutuhan harian sayur anak-anak, kami menghadirkan mie instan dengan kandungan sayur 5 kali lipat lebih banyak dibandingkan mie sayur lainnya,” jelas Annisa.
Annisa mengatakan Ladang Lima sangat selektif dalam menggunakan bahan baku yang digunakan, di antaranya menggunakan kale dan beet sebagai sayuran yang kaya nutrisi.
Pihaknya bekerja sama dengan petani sayur guna mendapatkan sayur segar bebas pestisida, tidak menggunakan protein hewani, serta menggunakan tepung mocaf atau singkong sehingga ramah untuk pencernaan, dan tidak mengandung lemak trans karena diproses dengan cara dipanggang.
Mie Sayur Gluten Free juga telah dilengkapi logo centang hijau atau “Pilihan Lebih Sehat” dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena di setiap kemasannya mengandung lemak total di bawah 20 gram per 100 gram serta natrium atau kandungan garam di bawah 900 mg per 100 gram.
“Mie Sayur Gluten Free merupakan solusi bagi orangtua yang selama ini kesulitan memenuhi kebutuhan sayur bagi anak-anaknya karena rasanya yang begitu lezat," ungkap Anisaa.
Produk ini sekaligus menjadi upaya bagi kami untuk meningkatkan jumlah konsumsi sayur bagi masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan anak-anak dan remaja untuk membangun generasi masa depan yang sehat dan bergizi.
"Kini Mie Sayur Gluten Free Ladang Lima sudah bisa didapatkan di supermarket terdekat dan e-commerce,” kata Annisa. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul