Ladeni Undangan Kim Jong-un, Trump Masuk Jebakan Korut

Sabtu, 10 Maret 2018 – 10:59 WIB
Kim Jong-un bersama jenderal-jenderalnya tertawa saat uji coba peluncuran rudal Hwasong 12 yang melintasi wilayah Jepang, Selasa (28/8). Foto: Rodong Sinmun

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mulai melunak kepada Korea Utara (Korut). Kemarin, Jumat (9/3), dia nyatakan menerima undangan untuk duduk semeja dengan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un. 

”Sebuah langkah besar telah diambil,” cuit Trump sebagaimana dilansir Associated Press, Jumat (9/3).

BACA JUGA: Trump Siap Penuhi Undangan Kim Jong-un

Dia menyampaikan pernyataan tersebut lewat Twitter setelah berdialog dengan utusan Korea Selatan Chung Eui-yong. Kamis (8/3) Chung yang menjabat kepala Badan Keamanan Nasional Korsel itu berkunjung ke Gedung Putih. Agendanya adalah menyampaikan langsung hasil dialognya dengan Jong-un tentang nuklir Korut.

Dalam kesempatan tersebut, Chung yang sebelumnya bertemu dengan Jong-un menyatakan bahwa Korut membuka diri untuk berdialog langsung dengan AS.

BACA JUGA: Kim Jong-un Bermanis-manis, AS Tetap Jatuhkan Sanksi

Jika sebelumnya Trump selalu ngotot untuk mengedepankan perlucutan nuklir ketimbang dialog, di hadapan Chung, taipan 71 tahun itu melunak. Gayung bersambut. Trump menerima ajakan Jong-un untuk berdialog.

Kabar bahwa Trump bersedia bertemu dengan Jong-un tanpa lebih dahulu melucuti senjata nuklir Korut langsung memantik reaksi beragam. Sekutu-sekutu AS jelas tidak langsung percaya begitu saja.

BACA JUGA: Penuh Curiga, Trump Tanggapi Pertemuan Dua Korea

Namun, Menteri Luar Negeri Rex Tillerson mengonfirmasikan kabar tersebut. Kemarin, di sela-sela lawatannya ke Djibouti, politikus 65 tahun itu menegaskan bahwa berita tersebut memang benar.

”Presiden sendiri yang memutuskan itu. Pagi ini (kemarin, Red) saya berbincang dengan beliau lewat telepon dan membicarakan cukup banyak hal, termasuk keputusan tersebut,” papar Tillerson sebagaimana dikutip Reuters.

Kendati demikian, menurut dia, pertemuan itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat. AS butuh waktu beberapa pekan untuk mewujudkan dialog yang bakal dicatat sejarah tersebut.

Media Korsel menyatakan bahwa pertemuan Trump dan Jong-un itu akan berlangsung pada Mei. Tepatnya, setelah pertemuan Jong-un dan Moon.

Pertemuan dua pemimpin negara Semenanjung Korea tersebut, menurut Chung, bakal terjadi bulan depan. Tepatnya di Panmunjom. Jika pertemuan itu lancar, bisa dipastikan pertemuan Trump dan Jong-un pun akan mulus.

Dalam kacamata Duyeon Kim, cendekiawan Korean Peninsula Future Forum, dialog damai dengan Korsel dan AS itu hanyalah bagian dari permainan Korut.

Dia tidak yakin Jong-un sedang benar-benar mencari solusi damai terkait krisis nuklir di Semenanjung Korea.

”Korut hanya sedang bermain peran demi kepentingannya sendiri. Hanya supaya terlihat seperti negara yang normal. Negara nuklir yang normal,” ujarnya.

Dalam artikel yang ditulisnya untuk Bulletin of the Atomic Scientists, Kim menyatakan bahwa saat ini Jong-un sedang berupaya memindahkan bola panas dari Korut ke AS.

”Dialog itu akan menjadi panggung bagi Korut untuk membuktikan kenormalannya sebagai negara. Maka, dunia pun akan ganti menyorot AS dan menantikan kebijakan-kebijakan selanjutnya,” ungkapnya. (hep/c10/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Senyum Palsu Kim Jong-un di Depan Delegasi Korsel


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler