Ladies, Terlalu Kurus Ternyata Bahaya, Ini Penjelasannya

Jumat, 08 Mei 2015 – 06:33 WIB
Ilustrasi. Foto: Dite Surendra/Jawa Pos

jpnn.com - TUBUH yang terlalu langsing alias kurus juga tidak baik. Berbagai gangguan kesehatan sudah ’’menunggu’’ si skinny.

Dalam dunia kedokteran, tubuh yang terlalu kurus disebut sebagai cachexia/skinny. Tubuh yang terlalu kurus ditandai dengan tipisnya kulit,lapisan lemak di bawah kulit, dan otot. Kondisi kulit, lemak, dan otot yang demikian membuat tulang-tulang lebih kelihatan menonjol.

BACA JUGA: Ingin Hasrat Bercinta Tetap Bergairah? Hindari 5 Kebiasaan Buruk Ini

Dokter Choesnan Effendi AIF AIFO, ahli ilmu faal/fisiologi, menjelaskan beberapa penyebab seseorang bisa bertubuh terlalu kurus. Yang pertama adalah faktor genetis. ’

"Sebenarnya kalau (kurus) secara genetis, orang itu sehat-sehat saja,’’ katanya. Dia menyatakan bahwa fungsi organ tubuh orang-orang yang terlalu kurus secara genetis baik-baik saja.

BACA JUGA: Mengayun Bayi Jangan Terlalu Kencang ya, Akibatnya Bisa Ngeri banget

’’Namun, timbul masalah jika nafsu makannya rendah,’’ ungkap staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga dan Universitas Hang Tuah tersebut.

Kurangnya nafsu makan berkaitan dengan faktor yang kedua, yaitu kurangnya asupan nutrisi lewat makanan. Choesnan menuturkan, dalam proses metabolisme, tubuh memerlukan lima unsur utama, yakni karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.

BACA JUGA: Lima Suplemen Ini Penting untuk Laki-laki

’’Bagi mereka yang terlalu kurus, asupan karbohidrat, lemak, dan protein sangat kurang. Kurangnya tiga nutrisi itu membuat badan makin kurus,’’ ujar dia.

Choesnan lantas menyebut pembentukan energi yang melibatkan karbohidrat, lemak, dan protein terhadap orang yang bertubuh terlalu kurus. Pertama, tubuh membutuhkan karbohidrat sebagai penghasil energi. Bila karbohidrat kurang, pembentukan energi memerlukan lemak.

’’Pada orang yang bertubuh terlalu kurus, cadangan lemak terlalu sedikit sehingga pembentukan energi akan mengambil lemak di bawah kulit,’’ jelas Choesnan. Itulah yang membuat lemak berkurang dan tubuh makin kurus.

Bila jumlah lemak di bawah kulit kian berkurang, tubuh akan mengambil cadangan protein. ’’Jika itu terjadi terus-menerus, jumlah protein akan berkurang dan massa otot menurun. Akibatnya, tulang-tulang tampak lebih menonjol,’’ papar Choesnan.

Selain kurangnya asupan nutrisi, ada gangguan psikis yang mengakibatkan seseorang bertubuh terlalu kurus. Gangguan itu sudah cukup populer, yakni bulimia nervosa atau bulimia. ’’Gangguan ini disebabkan keadaan yang memengaruhi pikiran,’’ tuturnya.

Keadaan tersebut bisa bermacam-macam, mulai terobsesi ingin kurus maupun permasalahan hidup.

Bulimia nervosa atau gangguan psikis akan memengaruhi pusat kenyang di otak. Dalam tubuh seseorang yang terlalu kurus, ada pula senyawa bernama sitokin yang bisa memengaruhi pusat kenyang.

Seseorang pun selalu merasa kenyang dan tidak bernafsu makan. Akibatnya, jumlah makanan dan nutrisi yang masuk sangat sedikit.

’’Dari situ, akan muncul gangguan pencernaan seperti mual saat makan, muntah, diare, mag, infeksi, dan penyakit cacing. Tentu gangguan-gangguan seperti itu makin membuat tubuh bertambah kurus,’’ terangnya.

Berbicara mengenai penyakit dan gangguan kesehatan, bukan gangguan pencernaan saja yang bisa menyerang si skinny. Yang pertama adalah penurunan daya tahan tubuh dan kurang energi. Energi yang berasal dari karbohidrat, lemak, dan protein sulit dibentuk karena jumlah yang terlalu sedikit.

Kurangnya protein turut berdampak pada daya tahan tubuh. ’’Protein diperlukan dalam membentuk daya tahan tubuh. Kurangnya protein akan mengakibatkan sistem imun menurun,’’ jelas Choesnan.

Si skinny juga bisa terserang anemia dan cedera otot. Anemia disebabkan kurangnya protein sebagai pembentuk eritrosit (sel darah merah) dan hemoglobin.

Lebih jauh lagi, leukosit (sel darah putih), yang berperan dalam menjaga daya tahan tubuh, juga bakal berkurang. Otot si skinny lalu akan rentan cedera, mengingat otot mereka sangat tipis akibat kurang protein.

Kesuburan atau fertilitas akan ikut bermasalah. Kurangnya nutrisi membikin produksi protein dan hormon terganggu. Pada perempuan, hormon yang mengatur proses menstruasi dan ovulasi (produksi sel telur) terhambat.

Dengan begitu, siklus menstruasi tidak lancar, yaitu terlambat atau bahkan tidak mengalami menstruasi. Bila siklus ovulasi dan menstruasi terganggu, dalam jangka panjang tingkat kesuburan akan menurun. (len/c14/dos)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Mewarnai Rambut dari Dian Sastrowardoyo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler