JAKARTA— Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali mengungkap bisnis penjualan narkotika yang beroperasi di balik jeruji LP NusakambanganKali ini yang dicokok adalah Syafrudin alias Isap alias Kapten
BACA JUGA: Aniaya Karyawan Karaoke, Polisi Dipolisikan
Tim BNN yang dipimpin Direktur Narkotika Alami BNN, Brigjen Pol Benny Mamoto, tiba di Cilacap Jawa Tengah Jumat (10/6) pukul 10.00 WIBSebelumnya sudah ada tim yang lebih dulu tiba di Cilacap dan berhasil mengamankan istri Kapten, Dewi, pada Kamis (9/6) saat akan menyebrangi dermaga hendak menjenguk suaminya di LP Narkotika Kelas II A Nusakambangan
BACA JUGA: Menantu Pukul Mertua Pakai Linggis Hingga Tewas
Kapten diketahui sebelumnya adalah rekan sekamar Hartoni, narapidana yang ditangkap BNN pada Maret lalu dengan kasus yang samaBACA JUGA: Remas Dada IRT, Remaja Tanggung Dibui
Kasus Hartoni beberapa waktu lalu juga menyeret nama Kepala LP Narkotika Kelas II A, Marwan.Diamankannya Kapten merupakan hasil pengembangan penyidikan BNN setelah ditangkapnya HartoniMenurut Benny Mamoto, banyak bukti yang memberatkan Kapten“Jadi dia ditangkap karena kasus narkoba di beberapa anggota jaringan yang sudah ditangkap BNN sebelumnyaTermasuk kasus HartoniDalam kasus ini, Hartoni mengaku barang yang didapatnya berasal dari Kapten,” beber polisi dari Sulawesi Utara ini
Selain ditangkap karena kasus narkoba, Kapten juga terjerat dalam kasus money laundry“Dia juga adalah bandar narkoba berkelas internasionalAda beberapa bukti yang menyebutkan dia sering membeli mata uang dollar untuk membayar narkoba,” papar Mamoto, tadi malam.
Dalam kasus ini, Kapten mengendalikan bisnisnya melalui sang istri Dewi dan keponakannya Syaful yang juga sudah diamakan BNN“Untuk pendistribusiannya, Kapten menggunakan jaringannya di luar penjara,” katanyaDari kesaksian istri dan ponakan, lanjut Benny, jelas menyebutkan meskipun sudah berada di penjara Kapten masih bisa menjual dan membeli narkoba“Omsetnya bisa miliaranBahkan Kapten ini adalah saingannya Hartoni di dalam LPKapten dalam kasus ini mengendalikan semua jenis narkoba, sesuai dengan permintaan pasar,” lanjutnya.
Istrinya, Dewi, ditangkap bersama barang bukti berupa enam unit ponsel dan lebih dari 20 sim card berbagai operatorPonsel dan sim card itu diduga digunakan suaminya untuk menjalankan perdagangan narkoba melalui LP.
Selain Dewi, Syaiful yang sudah dibekuk BNN disebut kaki tangan KaptenSyaiful bertugas menghubungi Kapten untuk masalah penarikan dan transfer uangMelalui kedua kaki tangan Kapten ini ditemukan pula print out rekening bankAda rekening juga yang sudah ditutup untuk menghilangkan jejak“Syaiful umurnya 29 tahun tapi perawakannya seperti berusia 35 tahunDewi sendiri berusia 31 tahun dan memiliki tiga orang anak, dua dari suami pertama dan satuu dari hasil pernikahannya dengan kapten,” papar Mamoto.
Tim Kejar BNN, mendatangi LP Narkotika pada pukul 17.00 WIBTim diterima oleh Kepala LP yang baru, LilikProses negosiasi penjemputan Kapten memakan waktu sekira dua jamMenurut Mamoto, prosesnya terkendala karena Kepala LP masih harus menghubungi atasannya untuk mengonfirmasi soal penangkapan tersebut“Tapi kami sudah memiliki surat penangkapan, jadi mereka tak bisa berbuat banyak,” kata MamotoKapten pun diserahkan Kepala LP pada BNNKapten yang menggunakan seragam LP warna biru saat keluar tahanan tampak tenangKetika digeledah tim BNN, ditemukan di saku celananya uang sebesar Rp200 ribuKapten masih memilih untuk bungkam saat dicecar pertanyaan oleh wartawan.
Pada Mamoto ketika ditanyakan apakah akan ada penangkapan berikut terkait kasus ini, Mamoto mengatakan pihaknya akan terus lakukan penyidikan“Kami akan kembangkan kasus ini,” tutupnya.
Seperti yang sudah diketahui, Maret lalu BNN juga sudah mengamankan Hartoni bersama Kepala LP Narkotika Nusakambangan Marwan ArdiHartoni adalah bandar narkoba yang berhasil beroperasi dan mengendalikan bisnis Narkoba dari LPHartoni menguasai peredaran narkoba di wilayah Banjarmasin.(gel/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perampok Keok Didor
Redaktur : Tim Redaksi