BELOPA --- Lagi-lagi, kecelakaan maut dengan korban tewas kembali terjadi di poros Bua-Belopa, Kabupaten Luwu. Parahnya, bus nahas dengan branding Bintang Timur DD 7879 MD warna biru yang bertabrakan dengan isuzu Panther DD 1511 OB itu sudah dua kali kecelakaan dengan jumlah korban tewas yang sama, yakni dua orang.
Informasi yang dihimpun FAJAR (JPNN Group), kali ini, kecelakaan maut itu dialami dua penumpang mobil Isuzu Panther DD 1511 OB warna hitam yang dikemudikan Adong (22) saat melaju di poros Bua-Belopa, tepatnya Desa Lengkong, Kecamatan Bua sekira pukul 02.30 Wita, Selasa dini hari, 2 Januari.
Korban yang belakangan diketahui bernama Wandi (16) warga Padang Sappa, Dusun Rewang, Desa Buntu Battu dan Ilham (16) warga Desa Kariako, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu itu tewas di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan luka yang mengenaskan.
Kecelakaan maut terjadi karena mobil panther nahas itu bertabrakan bus Bintang Timur DD 7879 MD warna biru yang dikemudikan, Hasbi (36) tujuan Luwu Timur. Pemicu utama kejadian itu disebabkan karena Adong yang mengemudikan mobil panther dari arah Kota Palopo tujuan Padang Sappa mencoba menghindari papan tanda adanya warga yang meninggal di tepi jalan di sekitar TKP. Adong mencoba mencuri sisi kanan jalan. Saat bersamaan, bus Bintang Timur dari Kota Makassar menuju Luwu Timur yang melaju kencang dan memuat 25 orang rombongan penumpang pekerja kelapa sawit asal Morowali itu, muncul tiba-tiba sehingga tabrakan tidak dalam dihindari.
"Benturannya sangat keras terdengar. Wajar jika mobil panther itu ringsek" tutur sejumlah warga di sekitar lokasi kejadian.
Akibat tabrakan maut itu, Wandi( 16) warga Padang Sappa, Dusun Rewang, Desa Buntu Battu dan Ilham (16) warga Desa Kariako, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu yang menjadi penumpang panther itu tewas di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan luka yang mengenaskan. Kedua korban tewas dengan kondisi kepala remuk dan sulit dikenali. Keduanya diduga terjepit material mobil panther yang ringsek hingga tiga bagian.
Kepala Unit Lakalantas Polres Luwu, Aiptu Alimin yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Katanya, dari hasil penyidikan pihaknya di TKP diperoleh kesimpulan bahwa kedua sopir naas itu wajib bertanggungjawab. Adong dan Hasbi diduga bersalah karena kelalaiannya membuat dua warga tewas. "Kami telah menetapkan sopir panther dan bus Bintang Prima itu sebagai tersangka," tutur Alimin.
Sopir Bus Bintang Timur, sebut dia, tidak mengamali luka apapun di bandannya. Makanya, langsung digelandang ke Mapolres Luwu untuk dimintai keterangan. Sedangkan Adong, harus dirawat di RSUD Batara Guru, Belopa karena mengalami luka di bahu kananya.
"Untuk jenazah korban, sudah dijemput sanak keluarganya untuk selanjutnya disemayamkan dan dikebumikan di kampung halamannya. Barang bukti berupa mobil panther dan bus kami juga sudah kami amankan untuk kepentingan penyidikan," bebernya.
Dalam kejadian naas itu, mobil Isuzu Panther mengalami rusak berat dengan kondisi bodi mobil terbelah tiga. Sedang bus Bintang Timur mengalami pecah kaca bagian depan, pintu kiri depan rusak berat, serta ban mobil bagian kiri depan ikut pecah.
Berdasarkan catatan FAJAR, dalam kurun waktu setahun terakhir, korban tewas di trans Sulawesi sepanjang Kabupaten Luwu akibat tabrakan bus terdapat sedikitnya tiga kasus. Bahkan, bus Bintang Timur DD 7879 MD itu sudah yang kedua kalinya mengalami tabrakan dan menelan korban jiwa. Kasus pertama terjadi di Poros Keppe, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu medio April 2012 lalu. Dalam kecelakaan itu, juga terdapat dua korban tewas, yakni Annas (50) warga Kecamatan Angkota Kabupaten Luwu Timur dan Bahar (40) warga Desa Baranti, Kabupaten Sidrap.
"Memang barang buktinya sama. Cuma sopirnya beda," aku Alimin membenarkan data tersebut ketika dikonfirmasi via telepon selulernya.
Kasus tabrakan bus lainnya, yakni medio Oktober 2012. Bus Charisma tujuan Makassar-Palopo menyeruduk truk di poros Bua-Belopa sekitar Desa Lare-lare, Kecamatan Bua. Empat korban tewas dalam kejadian mengerikan itu. Kasus lain, seperti tabrakan antara roda empat dan roda dua serta menindas pejalan kaki juga kerap terjadi. Salah satunya, kasus kecelakaan di Desa Tanarigella, Kecamatan Bua medio Desember 2012. Kecelakaan maut yang menewaskan Ashabul Khahfi (1) warga Desa Tanarigella itu terjadi saat korban sedang menunggu mobil bersama ibunya. Secara tiba-tiba muncul mobil Isuzu Panther DD 1552 SA yang dikemudikan Rifal dari arah selatan tujuan Makassar-Palopo. Korban tewas dengan terserempet mobil.
Sementara itu, Kapolres Luwu, AKBP Alan G Abast yang dikonfirmasi terpisah meminta para sopir angkutan umum, baik bus maupun mobil jeni lainnya untuk senantiasa berhati-hati jika melewati trans Sulawesi di sepanjang Kabupaten Luwu, khususnya Kecamatan Bua hingga Kecamatan Larompong. Sebab, berdasarkan pengalaman belakangan ini, kecelakaan maut sering terjadi.
"Ini dipicu berbagai faktor. Salah satunya, bus yang melintas di wilayah Luwu dari Makassar menuju Luwu Raya rata-rata melintas pada saat tengah malam atau menjelang dini dan dalam kecepatan tinggi. Makanya, pengendara harus waspada. Dan kami sarankan agar sopir bus bergantian jika mengantuk guna menghindari musibah di jalan" imbau Alan. (hdy)
Informasi yang dihimpun FAJAR (JPNN Group), kali ini, kecelakaan maut itu dialami dua penumpang mobil Isuzu Panther DD 1511 OB warna hitam yang dikemudikan Adong (22) saat melaju di poros Bua-Belopa, tepatnya Desa Lengkong, Kecamatan Bua sekira pukul 02.30 Wita, Selasa dini hari, 2 Januari.
Korban yang belakangan diketahui bernama Wandi (16) warga Padang Sappa, Dusun Rewang, Desa Buntu Battu dan Ilham (16) warga Desa Kariako, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu itu tewas di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan luka yang mengenaskan.
Kecelakaan maut terjadi karena mobil panther nahas itu bertabrakan bus Bintang Timur DD 7879 MD warna biru yang dikemudikan, Hasbi (36) tujuan Luwu Timur. Pemicu utama kejadian itu disebabkan karena Adong yang mengemudikan mobil panther dari arah Kota Palopo tujuan Padang Sappa mencoba menghindari papan tanda adanya warga yang meninggal di tepi jalan di sekitar TKP. Adong mencoba mencuri sisi kanan jalan. Saat bersamaan, bus Bintang Timur dari Kota Makassar menuju Luwu Timur yang melaju kencang dan memuat 25 orang rombongan penumpang pekerja kelapa sawit asal Morowali itu, muncul tiba-tiba sehingga tabrakan tidak dalam dihindari.
"Benturannya sangat keras terdengar. Wajar jika mobil panther itu ringsek" tutur sejumlah warga di sekitar lokasi kejadian.
Akibat tabrakan maut itu, Wandi( 16) warga Padang Sappa, Dusun Rewang, Desa Buntu Battu dan Ilham (16) warga Desa Kariako, Kecamatan Ponrang, Kabupaten Luwu yang menjadi penumpang panther itu tewas di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan luka yang mengenaskan. Kedua korban tewas dengan kondisi kepala remuk dan sulit dikenali. Keduanya diduga terjepit material mobil panther yang ringsek hingga tiga bagian.
Kepala Unit Lakalantas Polres Luwu, Aiptu Alimin yang dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Katanya, dari hasil penyidikan pihaknya di TKP diperoleh kesimpulan bahwa kedua sopir naas itu wajib bertanggungjawab. Adong dan Hasbi diduga bersalah karena kelalaiannya membuat dua warga tewas. "Kami telah menetapkan sopir panther dan bus Bintang Prima itu sebagai tersangka," tutur Alimin.
Sopir Bus Bintang Timur, sebut dia, tidak mengamali luka apapun di bandannya. Makanya, langsung digelandang ke Mapolres Luwu untuk dimintai keterangan. Sedangkan Adong, harus dirawat di RSUD Batara Guru, Belopa karena mengalami luka di bahu kananya.
"Untuk jenazah korban, sudah dijemput sanak keluarganya untuk selanjutnya disemayamkan dan dikebumikan di kampung halamannya. Barang bukti berupa mobil panther dan bus kami juga sudah kami amankan untuk kepentingan penyidikan," bebernya.
Dalam kejadian naas itu, mobil Isuzu Panther mengalami rusak berat dengan kondisi bodi mobil terbelah tiga. Sedang bus Bintang Timur mengalami pecah kaca bagian depan, pintu kiri depan rusak berat, serta ban mobil bagian kiri depan ikut pecah.
Berdasarkan catatan FAJAR, dalam kurun waktu setahun terakhir, korban tewas di trans Sulawesi sepanjang Kabupaten Luwu akibat tabrakan bus terdapat sedikitnya tiga kasus. Bahkan, bus Bintang Timur DD 7879 MD itu sudah yang kedua kalinya mengalami tabrakan dan menelan korban jiwa. Kasus pertama terjadi di Poros Keppe, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu medio April 2012 lalu. Dalam kecelakaan itu, juga terdapat dua korban tewas, yakni Annas (50) warga Kecamatan Angkota Kabupaten Luwu Timur dan Bahar (40) warga Desa Baranti, Kabupaten Sidrap.
"Memang barang buktinya sama. Cuma sopirnya beda," aku Alimin membenarkan data tersebut ketika dikonfirmasi via telepon selulernya.
Kasus tabrakan bus lainnya, yakni medio Oktober 2012. Bus Charisma tujuan Makassar-Palopo menyeruduk truk di poros Bua-Belopa sekitar Desa Lare-lare, Kecamatan Bua. Empat korban tewas dalam kejadian mengerikan itu. Kasus lain, seperti tabrakan antara roda empat dan roda dua serta menindas pejalan kaki juga kerap terjadi. Salah satunya, kasus kecelakaan di Desa Tanarigella, Kecamatan Bua medio Desember 2012. Kecelakaan maut yang menewaskan Ashabul Khahfi (1) warga Desa Tanarigella itu terjadi saat korban sedang menunggu mobil bersama ibunya. Secara tiba-tiba muncul mobil Isuzu Panther DD 1552 SA yang dikemudikan Rifal dari arah selatan tujuan Makassar-Palopo. Korban tewas dengan terserempet mobil.
Sementara itu, Kapolres Luwu, AKBP Alan G Abast yang dikonfirmasi terpisah meminta para sopir angkutan umum, baik bus maupun mobil jeni lainnya untuk senantiasa berhati-hati jika melewati trans Sulawesi di sepanjang Kabupaten Luwu, khususnya Kecamatan Bua hingga Kecamatan Larompong. Sebab, berdasarkan pengalaman belakangan ini, kecelakaan maut sering terjadi.
"Ini dipicu berbagai faktor. Salah satunya, bus yang melintas di wilayah Luwu dari Makassar menuju Luwu Raya rata-rata melintas pada saat tengah malam atau menjelang dini dan dalam kecepatan tinggi. Makanya, pengendara harus waspada. Dan kami sarankan agar sopir bus bergantian jika mengantuk guna menghindari musibah di jalan" imbau Alan. (hdy)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gereja Malalayang Ludes Terbakar
Redaktur : Tim Redaksi