JAKARTA - Upaya menegakkan integritas di tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus bergulir. Setelah komisaris PT Pos Indonesia, kali ini giliran komisaris PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V dicopot dari jabatanya. Gara-garanya, sang komisaris tidak bersedia menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) kepada Komisi Pemberantas Korupsi (KPK).
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, salah seorang komisaris PTPN V sudah memberikan surat pengunduran diri karena tidak bersedia menyerahkan LHKPN. "Setelah diputuskan, nanti langsung dicari penggantinya," ujarnya, Senin (26/6).
Sebagaimana diwartakan, pekan lalu dalam pertemuan dengan KPK, Dahlan mendapat informasi terkait adanya beberapa komisaris BUMN yang belum menyerahkan LHKPN. Kemudian muncul nama Farid Harianto, komisaris PT Pos Indonesia, yang akhirnya menyatakan mundur karena enggan menyerahkan LHKPN.
Menurut Dahlan, komisaris BUMN yang enggan menyerahkan LHKPN bisa jadi karena memang yang bersangkutan tidak memiliki kekayaan, atau memiliki kekayaan namun tidak bersedia diketahui publik. "Kita berpikir positif saja," katanya. Lalu, siapakah komisaris BUMN tersebut? Dahlan tidak bersedia menyebutkan namanya. "Anda cari tahu sendiri," ucapnya.
Ketika dihubungi wartawan, Sekretaris Perusahaan PTPN V Romadka Purba mengatakan, komisaris yang dimaksud adalah Maruli Gultom yang menjabat sebagai komisaris utama. "Beliau mengundurkan diri karena tidak mau menyerahkan laporan kekayaan," ujarnya.
Di jajaran manajemen, komisaris PTPN V terdiri atas lima orang. Selain Maruli Gultom sebagai komisaris utama, ada Syarwan Hamid, Yusni Emilia Harahap, Gamal Nasir, dan Refdion. Adapun jajaran direksi BUMN perkebunan yang berkantor pusat di Pekanbaru, Riau, tersebut diisi Fauzi Yusuf sebagai direktur utama, serta empat direksi lain yakni Suharjoko, Pontas Tambunan, Berlino Mahendra Santosa, dan Syamsul Rizal Lubis.
Dalam website perseroan, Maruli Gultom disebut memiliki banyak pengalaman di industri perkebunan. Salah satunya pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk pada periode 2005-2008 dan aktif di Asosiasi Industri Kelapa Sawit Indonesia.
Selain itu, Maruli menduduki beberapa posisi di Grup Astra. Saat ini, dia juga tercatat sebagai rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI). (owi/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minta Kaji Ulang Insentif Pajak untuk Emiten
Redaktur : Tim Redaksi