jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia kembali menerima 1 juta dosis Vaksin Sinovac dari Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok.
Sebanyak satu juta dosis vaksin itu diterima melalui kedatangan tahap ke-100, Selasa (26/10).
BACA JUGA: Indonesia Terima 224 Ribu Vaksin Dosis AstraZeneca dari Jepang
Menurut Direktur Jendral Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong, kedatangan tahap ke-100 itu menunjukkan komitmen pemerintah menjamin ketersediaan vaksin bagi masyarakat.
"Indonesia saat ini adalah salah satu negara dengan capaian vaksinasi tertinggi di dunia berkat dukungan banyak pihak, termasuk bantuan vaksin dari sejumlah negara," ungkap Usman dalam keterangannya, Selasa (26/10).
BACA JUGA: Bamsoet: Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia Sangat Menjanjikan
Dengan kedatangan tahap 100 ini, maka total vaksin yang telah disediakan Indonesia mencapai 293.058.530 dosis.
Sebanyak 153.900,280 dosis datang dalam bentuk bahan baku, yang kemudian diolah semuanya menjadi 125.400.000 dosis vaksin jadi.
BACA JUGA: Mengapa Ada Warga Indonesia Non-Prioritas Sudah Mendapatkan Vaksin Dosis Ketiga dan Keempat?
Kemudian, 139.158.250 dosis datang dalam bentuk vaksin jadi.
Adapun vaksin dalam bentuk jadi yang datang ke Indonesia terdiri dari Vaksin Sinovac 66.776.000 dosis, Vaksin AstraZeneca 33.456.030 dosis, Vaksin Sinopharm 8.450.000 dosis, Vaksin Moderna 8.000.160 dosis, Vaksin Pfizer 21.976.060 dosis dan Vaksin Jansen 500.000 dosis.
Usman menjelaskan meskipun sudah menerima vaksin, masih dibutuhkan upaya keras dan peran serta masyarakat guna mencapai target 208 juta rakyat yang tervaksinasi sehingga herd immunity atau kekebalan komunal dapat terbangun.
Bersamaan dengan itu, lanjut dia lagi, disiplin protokol kesehatan perlu tetap dijaga dan ditingkatkan agar tingkat penularan Covid-19 tidak kembali melonjak.
“Jangan sampai terlena dengan adanya penurunan kasus belakangan ini dan dengan banyaknya penduduk yang sudah divaksinasi," tuturnya.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harmadi mengatakan masyarakat perlu mencermati penurunan tingkat kepatuhan di sejumlah daerah, sesuai data monitoring perubahan perilaku Satgas Covid-19.
"Jangan sampai penurunan ini menjadi celah munculnya gelombang ketiga dan masuknya varian baru," ujar Sonny.
Selain itu, Sonny juga menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya melakukan yang terbaik.
Menurutnya, partisipasi masyarakat dalam mendukung program penanganan Covid-19 juga menjadi kunci utama keberhasilan pengendalian pandemi.
Dia menyatakan tidak ada intervensi tunggal yang dapat mengatasi Covid-19.
“Penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun), peningkatan kapasitas 3T (testing, tracing, treatment), dan percepatan vaksinasi masih menjadi kombinasi intervensi terbaik yang bisa dilakukan bersama,” paparnya.
Sejak 15 Oktober 2021, kasus harian Covid-19 dikabarkan konsisten di bawah 1000 orang dan positivity rate di bawah 1 persen. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Boy