Lagi, KPAI Soroti Beban Siswa Belajar di Rumah

Selasa, 24 Maret 2020 – 20:57 WIB
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti. Foto: istimewa/Humas KPAI for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima pengadua orang tua siswa, disertai contoh tugas dari guru untuk anak yang mengikuti program belajar di rumah di tengah wabah virus Corona, COVID-19.

Contoh penugasan yang dilaporkan orang tua siswa maupun siswanya sendiri ke kanal pengaduan KPAI, membuat Komisioner KPAI bidang Pendidikan, Retno Listyarti geleng-geleng kepala.

BACA JUGA: UN 2020 Ditiadakan, KPAI: Jangan Pula Diganti Tes Online

Menurut Retno, hingga Selasa (24/3), lembaganya terus mendapatkan laporan dari para siswa di berbagai daerah di Indonesia terkait penugasan sekolah yang mereka harus kerjakan di rumah.

"Sampai hari ini, KPAI sudah menerima total 77 pengaduan online dari 14 orang tua, dan 63 dari para siswa sendiri. Yang mengadu mulai dari jenjang TK sampai dengan SMA/SMK. Minggu lalu belum ada pengaduan dari Taman Kanak-kanak," ungkap Retno.

BACA JUGA: 4 Rekomendasi KPAI untuk Pemerintah Terkait Aduan Siswa Belajar di Rumah

Pengaduan tersebut datang dari 14 provinsi dengan 43 kabupaten/kota. Baik dari sekolah-sekolah yang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun Kementerian Agama.

Ada yang di Jabodetabek, Malang, Medan, Banjar Baru (kalsel) Denpasar, hingga Sinjai (Sulsel).

BACA JUGA: Andi Arief: Berhentilah Memaki Dokter Terawan

Secara khusus , KPAI mengapresiasi Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta yang merespons rilis KPAI terkait penugasan yang berat.

Hal tersebut di sampaikan oleh orangtua siswa SD yang mengadu, karena pada minggu kedua ini tugas-tugas mulai dikurangi.

Begitu pula untuk Yayasan Pendidikan Pasundan di kabupaten Bandung yang mengambil pembelajaran dari masukan KPAI.

Guru di sekolah ini (SD - SMA) memutuskan untuk memberikan pembelajaran dan penugasan yanga tidak memberatkan anak.

"Para guru satu rumpun pembelajaran berkoordinasi untuk menentukan penugasan yang mungkin bisa digabung atau kalaupun masing-masing mata pelajaran, tugasnya bergantian, agar tidak menumpuk dan menimbulkan kelelahan pada para siswanya," jelas Retno.

Nah, Retno menyertakan contoh penugasan berat dari sekolah yang diadukan ke KPAI. Penugasan ini diterima siswa dua hari terakhir.

Selain berat, tugas-tugas tersebut menyita waktu dan energi anak-anak. Misalnya yang diadukan salah satu siswa kelas X SMAN di daerah Ciawi, Kabupaten Bogor.

"Dia mendapatkan tugas dari seluruh mata pelajaran yang harus diselesaikan selama satu minggu ini (5 hari). Semua tugas membutuhkan waktu cukup lama menyelesaikanya dan menguras energi," tambah Retno.

Dari contoh laporan yang disertakan Retno, tugas untuk siswa tersebut berjumlah 15 item. Mulai mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, PKN, Bahasa Inggris, Geografi, PKWU, Bahasa Sunda, Sosiologi, PJOK, Ekonomi., LIMIT (B. Inggris), Sejarah Minat, Pendidikan Agama Islam, Semi Budaya, dan Sejarah Wajib. (fat/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler