jpnn.com, SIDOARJO - Desa Kedungrejo dan Bungurasih kembali banjir setelah hujan deras yang mengguyur Kota Delta Jumat malam (21/12). Hujan yang turun sejak pukul 20.00 itu berlangsung selama tiga jam.
Usai hujan, masalah pun muncul. Di bawah jembatan layang waru, air tergenang. Luapan air tersebut berasal dari salah satu afvoer di jalan protokol. Lokasinya sebelum pertigaan Jalan Letjen Sutoyo. Air sungai tampak meluap. Ketinggian air mencapai 20 sentimeter. Kendaraan yang melintas pun harus mengurangi kecepatan. Alhasil, arus lalu lintas tersendat.
Lokasi kedua di Desa Kedungrejo. Jalan desa terendam. Ketinggian genangan mencapai 30 cm. Bahkan sampai masuk ke rumah warga. Di jalan warga memasang pot dan bangku kayu. Fungsinya sebagai tanda peringatan bagi pengendara agar tidak melaju kencang.
Warga setempat, Mahmud, berjaga di depan rumahnya. Sembari membawa kayu, dia mengamati ketinggian air. Lantas, dia meletakkan sebilah kayu di bibir teras. ''Agar air tidak masuk,'' paparnya.
Menurut dia, air mulai menggenang setelah hujan deras. Banjir itu disebabkan saluran yang tidak mampu menampung air. ''Kali Buntung tinggi. Air dari saluran tidak bisa mengalir,'' jelasnya. Pria 55 tahun itu mengatakan, setiap musim hujan warga Kedungrejo waswas. Mereka khawatir air masuk ke rumah. ''Kalau malam, kami gantian berjaga,'' jelasnya.
Kecemasan juga meliputi Wisnu Pradono, warga lain. Sebab, air sudah terlihat di bibir teras rumahnya. ''Kalau hujan deras lagi, air masuk,'' ucapnya. Menurut dia, pemkab harus segera mengambil langkah. Misalnya, menormalisasi Sungai Buntung. Dengan begitu, daya tampung sungai bertambah.
Sementara itu, Kabid Bina Manfaat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo Bambang Tjatur mengatakan bahwa banjir Kedungrejo disebabkan wilayahnya yang rendah. Air berkumpul di badan jalan. Penyebab kedua adalah limpahan air dari Kali Buntung. Pihaknya memutuskan membuka dua pintu air dam. ''Karena permintaan petani, sawah butuh air untuk menanam padi,'' ungkapnya.
Bambang mengatakan, musim hujan memang membuat dinas PUPR harus kerja ekstra. Di satu sisi, air harus dibendung. Di sisi lain, petani membutuhkan air. Menurut dia, pihaknya sebenarnya sudah membagi waktu penggarapan sawah. Setiap desa dijadwal. Sayang, jadwal tersebut belum berjalan. ''Akhirnya menumpuk. Kami didesak pihak desa untuk membuka pintu air,'' jelasnya.
Air juga dibutuhkan PDAM Delta Tirta. Perusahaan penyedia air minum itu meminta pasokan air. ''Kami serbasalah,'' ucapnya. Sebagai langkah antisipasi, dinas PUPR saat ini sudah menutup satu pintu air. ''Semoga dalam hitungan jam air surut,'' paparnya. (aph/c15/ai)
BACA JUGA: Sungai Meluap, Ribuan Rumah di Labuhanbatu Terendam Banjir
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sejumlah Wilayah di Kota Bekasi Banjir Hingga 30 Cm
Redaktur : Tim Redaksi