Lagi-Lagi Rupiah Melemah, Ada Sinyal Kebijakan Baru dari BI?

Selasa, 05 Juli 2022 – 17:31 WIB
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank ditutup melemah 22 poin di level Rp 14.993 per USD pada perdagangan sore ini. Ilustrasi Foto : Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank ditutup melemah 22 poin di level Rp 14.993 per USD pada perdagangan sore ini.

Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan USD menguat terhadap mata uang lainnya.

BACA JUGA: Rupiah Nyaris Rp 15 Ribu per USD, Waspadai Kondisi Ekonomi Nasional

"Hal itu karena dukungan dari rebound kuat dalam imbal hasil Treasury 10-tahun AS didorong melewati 2,95 perseb setelah dibuka kembali usai libur," ujar Ibrahim, Selasa (5/7).

Presiden AS Joe Biden mengumumkan pembatalan beberapa tarif AS untuk barang-barang konsumen China minggu ini untuk melawan inflasi.

BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Melemah Terus, Pemerintah Diminta Pasang Kuda-Kuda

Di Asia Pasifik, rupiah hari ini dipengaruhi oleh aktivitas layanan China tumbuh pada tingkat tercepat pada Juni dalam hampir setahun karena pembatasan Covid-19 berkurang dan banyak permintaan.

Lebih lanjut, dari faktor internal Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan sinyal kebijakan baru dalam menyikapi perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan mempengaruhi kondisi dalam negeri.

BACA JUGA: Makin Mendekati Angka Psikologis Rp 15 Ribu per USD, Rupiah Hari Ini Melorot Lagi

Hal ini ditandai dengan risiko stagflasi seiring kenaikan suku bunga dan  kebijakan secara global di tengah ekonomi yang baru pulih, serta makin luasnya kebijakan proteksionisme oleh berbagai negara.

Ke depan, BI akan terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik.

Selain itu, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan stabilitas makroekonomi, stabilitas keuangan, termasuk penyesuaian kebijakan bila diperlukan, dN terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

"Sejauh ini, perekonomian Indonesia berada pada kondisi yang baik. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sekitar 5 persen pada 2022. Kondisi fiskal yang terjaga meskipun ada tambahan subsidi untuk komoditas energi di dalam negeri," ungkap Ibrahim.

Pada sisi eksternal, neraca transaksi berjalan mencatatkan surplus pada 2021, didukung oleh perbaikan terms of trade seiring kenaikan harga komoditas dan kembali mencatatkan surplus pada triwulan I-2022.

Transaksi berjalan diperkirakan akan kembali defisit pada 2022 pada kisaran yang terkendali, sehingga mendukung ketahanan eksternal Indonesia.

Kemudian, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif. Namun, ditutup melemah di rentang Rp 14.990 - Rp 15.050 per USD. (mcr28/jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler