jpnn.com, JAKARTA - Harga emas mempercepat penurunannya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi, WIB), ketika data penjualan ritel Amerika Serikat yang kuat mendorong USD lebih tinggi.
Data ritel juga memberi amunisi untuk sepekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) dapat mempercepat pengurangan pembelian asetnya (tapering).
BACA JUGA: Mau Investasi? Cek Dulu Harga Emas di Hari Ini
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, anjlok USD 38,1 atau 2,12 persen menjadi ditutup pada USD 1.756,70 per ounce. Sehari sebelumnya, Rabu (15/9/2021), emas berjangka juga merosot USD 12,3 atau 0,68 persen menjadi USD 1.794,8 per ounce.
Harga emas berjangka terangkat USD 12,7 atau 0,71 persen menjadi USD 1,807,10 pada? hari Selasa (14/9) setelah naik USD 2,3 atau 0,13 persen menjadi USD 1.794,40 pada hari Senin (13/9), dan melemah USD 7,9 atau 0,44 persen menjadi USD 1.792,10 pada hari Jumat (10/9).
BACA JUGA: Baru Naik Sejenak, Harga Emas Tergelincir, Terserang Isu The Fed
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada hari Kamis (16/9/2021) bahwa penjualan ritel AS naik 0,7 persen yang disesuaikan secara musiman pada Agustus, menyusul penurunan 1,8 persen pada Juli.
Data tersebut mendorong USD dan imbal hasil obligasi AS lebih tinggi sehingga mengurangi permintaan emas.
Ahli strategi pasar senior di RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan bahwa emas telah mendapat pukulan yang cukup besar dengan kenaikan USD dan imbal hasil obligasi pemerintah dan data yang lebih kuat.
BACA JUGA: Simak! Harga Emas di Pegadaian Hari Ini, Ada yang Naik, tetapi
Kecuali ada beberapa peristiwa geopolitik atau kejutan dari The Fed, menurut Haberkorn, lintasan emas tidak mungkin berubah menjelang pertemuan FOMC.
Harga emas juga menemukan sedikit dukungan dari kelesuan pasar tenaga kerja, dengan klaim pengangguran awal datang sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan minggu lalu.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim tunjangan pengangguran awal naik 20 ribu menjadi 332 ribu dalam pekan yang berakhir pada 11 September.
"Angka penjualan ritel yang kuat menunjukkan sentimen konsumen mulai kembali, indikator yang baik bagi The Fed untuk membawa ekspektasi pada kenaikan suku bunga berikutnya," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.
Fokus sekarang beralih ke pertemuan Fed 21-22 September.
"Ada banyak anggota di FOMC yang mendukung dimulainya pengurangan pembelian obligasi tahun ini. Oleh karena itu, prospek emas tidak positif," kata analis Quantitative Commodity Research, Peter Fertig.
Penghentian langkah-langkah dukungan ekonomi tidak hanya meredupkan status emas sebagai tempat berlindung yang aman—yang dipicu oleh pandemi—, tetapi kenaikan suku bunga berikutnya berarti peningkatan peluang kerugian untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman pada bulan Desember turun USD 1,007 atau 4,23 persen menjadi ditutup pada USD 22,794 per ounce.
Platinum untuk pengiriman Oktober turun USD 7,2 atau 0,77 persen menjadi ditutup pada USD 923,3 per ounce. (antara/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Elvi Robia