BEIJING--Infeksi Severe Fever with Thrombocytopenia Syndrome Virus atau SFTS melanda China tanpa diketahui apa penyebab infeksi tersebut. Menurut asiaone, Jumat (17/5) yang melansir Qianjiang Evening News, penyakit demam berat dengan sindrom trombositopenia menyerang warga di kKota Ningbo, Provinsi Zhejiang.
Salah seorang pasien yang bermarga Chen, menderita demam pada 6 Mei dan gusinya mulai berdarah empat hari kemudian. Pria usia 47 tahun ini kemudian berhasil didiagnosis pada 15 Mei. Chen merupakan pasien pertama di China yang terinfeksi virus itu pada tahun ini.
SFTS merupakan penyakit menular yang muncul pertama kali di China pada 2009. Penyakit ini memiliki tingkat kematian 12 persen. Selama ini diyakini disebabkan oleh gigitan kutu dan biasanya terjadi di daerah pegunungan dari Mei hingga Juli.
Gejala klinis utama adalah muntah, diare, kegagalan muliple organ dan jumlah trombosit darah yang rendah. Disusul rendahnya jumlah sel darah putih dan kadar enzim hati yang tinggi.
Departemen Kesehatan setempat memperingatkan bahwa Mei-Agustus adalah musim centang dan orang-orang harus menghindari waktu lama di daerah yang berhutan.
Sebelum kasus ini, Pemerintah China juga melaporkan 87 kasus flu burung strain baru H7N9, 17 di antaranya berakhir dengan kematian. Dari semua kasus tersebut, enam pasien H7N9 telah diperkenankan pulang dari rumah sakit setelah menerima pengobatan, dan 64 pasien lagi masih dirawat di rumah sakit rujukan. (Esy/jpnn)
Salah seorang pasien yang bermarga Chen, menderita demam pada 6 Mei dan gusinya mulai berdarah empat hari kemudian. Pria usia 47 tahun ini kemudian berhasil didiagnosis pada 15 Mei. Chen merupakan pasien pertama di China yang terinfeksi virus itu pada tahun ini.
SFTS merupakan penyakit menular yang muncul pertama kali di China pada 2009. Penyakit ini memiliki tingkat kematian 12 persen. Selama ini diyakini disebabkan oleh gigitan kutu dan biasanya terjadi di daerah pegunungan dari Mei hingga Juli.
Gejala klinis utama adalah muntah, diare, kegagalan muliple organ dan jumlah trombosit darah yang rendah. Disusul rendahnya jumlah sel darah putih dan kadar enzim hati yang tinggi.
Departemen Kesehatan setempat memperingatkan bahwa Mei-Agustus adalah musim centang dan orang-orang harus menghindari waktu lama di daerah yang berhutan.
Sebelum kasus ini, Pemerintah China juga melaporkan 87 kasus flu burung strain baru H7N9, 17 di antaranya berakhir dengan kematian. Dari semua kasus tersebut, enam pasien H7N9 telah diperkenankan pulang dari rumah sakit setelah menerima pengobatan, dan 64 pasien lagi masih dirawat di rumah sakit rujukan. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Majikan Di Malaysia, Biarkan Pembantu Mati Kelaparan
Redaktur : Tim Redaksi