Akibat dari pembersihan lahan yang di lakukan oleh pihak TNI AU Palembang yang dilakukan sekitar pukul 08.30 wib, ahli waris H. Kecil Efendi yang mengklaim bahwa tanah ini milik mereka melakukan perlawanan dengan memasang badan, menghalang-langngi pihak TNI AU. Namun, tanah itu tetap di lakukan penggusuran oleh pihak TNI AU, Holilah ahli waris tanah H. Kecil Efendi mengaku lahan ini milik mereka sejak tahun1960 dengan memilki sertifikat sah tahun 1975 seluas 4,5 hektar atau 45 000 meter/persgi. ”Sertfikat ini sah, percuma kami membayar pajak kalau ini tidak sah,”teriaknya.
Salah satu bentuk perlawanan keluarga ahliwaris H. Kecil Efendi bernama Holilah (56) membuka semua pakaian yang di kenakanya, (hanya tinggal Bra yang terpasang,red), kemudian Karnita (55) saudaranya melakukan perlawanan dengan cara salat diatas tanah sengketa . Sedangkan Aryati (50) tahun mempertahankan lahan tersebut dengan cara membatu tubuhnya (mematung,red) sehingga harus di angkat oleh oknum TNI- AU yang sedang melakukan penggusuran lahan. Namun, aksi ini sama sekali tidak mempengaruhi aktivitas pembersihan lahan oleh Pihak TNI-AU.
Holilah (56) meneriakan. ”Kami ni sudah lamo tinggal di sini sejak 1960 dan tanah ini sertfikat sah dari BPN. Pak yang merapas Tanah kami nih justru TNI AU,” teriak Holilah sambil menangis mengguncang badan Camat Sukarame M Hannif, seraya memohon pertolongan.
Dalam aksi ini pihak TNI AU mengerahkan ratusan pasukan PASKHAS plus piket TNI-AU dan dua alat berat berupa Eskapator dan Buldozer untuk melakukan pembersihan lahan . Lahan tersebut terletak di jalan Letjen Harun Sohar Lorong Arjuna RT.27 RW.10 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarame Palembang. Kejadian ini Tak helak membuat sontak warga karena pihak TNI AU menutup akses jalan yang setiap harinya di lalui oleh warga setempat yakni lorong Prajurit hingga menutup got yang ada selebar satu meter
Dari kejadian tersebut warga juga merasa di initmidasi oleh pihak TNI AU akibatnya warga melakukan perlawanan terhadap alat berat yang sedang melakukan pembersihan di lahan yang di klaim milik H Efendi Kecil. Aksi ini pun memanas karena pihak TNI AU terus melakukan aktivitas pemberihan lahan, di lokasi kejadian pun camat Sukarami M Hanif berusaha untuk menenangkan warga serta mencoba untuk menghubungi dan Lanud. Namun, tidak ada respon yang di berikan kepada M Hanif Camat Sukarame mendengar laporan tersebut aksi ini pun tidak bisa di halangi ,warga pun masih tetap malakukan perlawan dengan melakukan cacian serta lemparan batu.
Namun karena perlawan warga di lokasi tidak mendapat respon dari petugas TNI AU warga kemudian berkumpul,kemudian sekitar pukul 11.00 warga berinisiatif menutup jalan arah bandara dengan menggunakan ban bekas dan di bakar akibat penutupan jalan tersebut oleh warga akses jalan arah ke bandara sekitar 15 hingga 20 menit lumpuh total. Mengetahu aksi warga tersebut pihak TNI AU langsung melakukan pembokaran ban-ban bekas yang penghalai akses ke Bandara akibatnya bentrok fisikpun terjadi.
Tak hayal banyak warga berusaha untuk melawan puluhan TNI AU yang mencoba untuk membongkar ban bekas yang menghalangi jalan arah menuju bandara tersebut akibatnya terjadi bentrok antar TNI-AU dengan Warga di jalan arah bandar tersebut akibat kejadian tersebut beberapa warga harus di larikan ke Rumah Sakit (RS) karena mengalami luka-luka diantaranya Iwan (30), Sulis (18), Dani (20), Feri (25), Yanto (30), dan rustam (58).
Feri salah satu warga yang setiap harinya berjualan rokok di pinggir jalan Letnan Harun Sohar dibawa oleh pihak TNI-AU ke markas Danlanud dengan tujuan untuk di mintai keterangan yang di duga oleh pihak TNI-AU sebagai Provokator. Namun, setelah pulang ia dalam keadaan luka-luka.
Yanto salah satu warga yang setiap harinya menampal ban mengaku tidak tau menau kejadian ini tidak luput dari sasaran amukan TNI-AU akibatnya Yanto mengalami luka di bagian kepala sementara itu bentrok yang terjadi di lokasi tersebut seorang jurnalis fotografer harian Sumatra Ekspres (Sumeks) Kris Samiaji terpaksa harus di larikan ke Rumah Sakit Bayangkara untuk melakukan pengobatan akibat pukulan dari Oknum TNI-AU yang ingin merampas hasil foto liputanya dalam kejadian ini.
”Saya sudah menunjukan kartu tanda pengenal pers. Namun, tak di gubris mereka saya tetap saja di pukul dan alat kerja saya kamera pun berusaha untuk di tarik oleh anggota TNI AU. Tapi saya pertahankan.”ungkapnya
Sementara itu di lokasi yang sama beberapa Jurnalis yang sedang melakukan tugasanya peliputan pun tak luput dari intimidasi Adi Kurniawan salah seorang wartawan berita pagi mengaku ditahan beberapa menit oleh petugas TNI AU dan menyuruh Menghapus foto dan vidio yang ada di Hp Blackberrynya .”Makamno aku nak ngapus nyo pak Hp aku kamu tari tarik nyampak mati maknao nak ngapusnyo.”
Adi juga mengaku, kalau dirinya di intimidasi oleh anggota TNI AU ”Awas kalau foto atau vidio itu di naekae ku cari kau,”ungkap salah seorang anggota TNI AU Sambil memegang Id card pers .
Taklama kejadia itu sekitar pukul 12.30 situasi mulai meredah namun warga yang masih panik akibat bentrok tersebut masih berkumpul di lokasi lorong prajurit Danramil Sukarame Kapten Umar Hadi beserta kapolsek Sukarame Kompol Imam dan camat Sukarame M Hanif berusaha untuk menenangkan warga ,Warga dihimbau untuk tenang dan tidak melakukan aksi yang bisa menimbulakn konlflik serta warga sudah di perbolehkan untuk melakukan aktivitas sementara lokasi sudah di terjunkan dari pihak kepolisian dan TNI dari koramil untuk mengamankan lokasi. (nni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Polisi Diwarisi Pistol dan Amunisi
Redaktur : Tim Redaksi