Lagu Karya Dakka Hutagalung Dikonserkan

Tembus Pasar Dunia Internasional

Minggu, 20 November 2011 – 20:23 WIB

JAKARTA - Warga Batak, termasuk beberapa politisi dan pejabat pemerintahan asal Sumatera Utara menggelar konser lagu - lagu Batak karya musisi lintas generasi, Dakka Hutagalung di Jakarta, Sabtu (19/11) malamPagelaran lagu ini sebagai upaya melestarikan budaya orang-orang Batak

BACA JUGA: Ayah-Anak Jadi Nervous



"Pagelaran ini merupakan kerinduan warga Batak yang tinggal di Jakarta, sekaligus melestarikan budaya nasional daerah asal Batak," ujar Komisaris PT Jamsostek yang juga Ketua Penyelenggara Pagelaran "40 Tahun Dakka Hutagalung Berkarya", Rekson Silaban di Jakarta, Sabtu (19/11) malam.

Konser ini sendiri dihadiri Dakka Hutagalung, Wakil Sekjen Partai Golkar Lea Nababan, Wakil Sekjen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan serta beberapa Wakil Bupati asal Sumatera dan pejabat teras din pemerintahan pusat.

Sekitar 40 dari sekitar 300-an lagu ciptaan Dakka Hutagalung yang pernah hits di belantikan musik nasional, dilantunkan Joy Tobing, Jelita Tobing, Amigos, Dipo Pardede, Maria Pasaribu, Silaen Sisters, Trio Lamtama
Beberapa lagu, diantaranya diaransir ulang musisi asal Batak, Vicky Sianipar.

Diantara lagu yang dilantunkan dalam Pagelaran '40 Tahun Dakka Hutagalung Berkarya' diantaranya, Soneta Indah pernah dipopulerkan Emilia Contessa, Syair dan Melodi, Didia Rongkap Hi, Anakkonku, Inang, Gereja Bolon, O Tuhan, dan lain - lain

BACA JUGA: Ketiga tanpa Sakit

Lagu - lagu ini merupakan ciptaan Dakka.

"Seni merupakan bagian dari hidup
Karena itu, saya tak akan berhenti mencipta lagu selama saya masih diberi kekuatan berfikir untuk mencipta lagu," ujar Dakka.

Ia sendiri meyakini, lagu - lagu Batak disenangi lintas suku di tanah air

BACA JUGA: Lamar Tiga Perempuan Sekaligus

Tak jarang, lagu - lagu Batak diperdendangkan dalam ajang - ajang naasional maupun internasional"Bahkan, lagu Batak sudah go internasional," jelas dia.

Namun, sebaliknya penilaian Rekson, nasib pecipta lagu daerah di Indonesia semakin memprihatinkanIronisnya, pemerintah seakan tak peduliAdalah Dakka Hutagalung, salah satu maestro musik Batak yang telah menciptakan lebih dari dua ratus lagu, hingga kini masih tinggal di rumah sewaanSementara, para pembajak musik dan pengelola tempat hiburan yang terus mendulang rupiah berkat lagu karya Dakka

"Pemerintah tidak mampu memperjuangkan nasib pencipta laguSebuah lagu yang diciptakannya hanya dihargai antara Rp1,5-2 jutaBandingkan dengan pemain key board yang menyanyikan lagunya di pesta, kafe dan tempat-tempat hiburanHanya beberapa jam sudah dapat honor sekian ratus ribuBeberapa kali show, maka penyanyinya dapat duit jauh lebih banyak dari penciptanyaBahkan, kehidupan Dakka Hutagalung juga tidak sepadan dengan nama besarnyaMasih menempati sebuah rumah kontrakan di Tangerang," ujar dia.

Meski demikian, Rekson merasa kagum atas sikap Dakka yang tidak pernah ambil pusing perihal lagu ciptaannya itu banyak dijadikan komoditas oleh sekelompok orang yang mencari untungBahkan, lanjut Rekson, Dakka sendiri terus memproduksi lagu dan aktif mengajar lagu di tempat ibadah tanpa pamrih."Dakka berkomitmen akan terus mencipta dan bergelut di studio untuk mengaransemen album yang dipercayakan kepadanyaSelain itu, ia juga aktif di gereja mengajar koor kepada para anak muda dan orangtua atau siapapun yang membutuhkan," tutur Rekson yang juga aktivis buruh itu(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Astrid Langsung Program Momongan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler