Lagu Pengkhianat Karya Prananda Prabowo, tentang Jokowi atau Budiman Sudjatmiko?

Selasa, 22 Agustus 2023 – 09:11 WIB
Prananda Prabowo dalam klip lagu Pengkhianat; Tempus Abire Tibi Est. Foto: tangkapan layar YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Single lagu berjudul “Pengkhianat” karya putra Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo jadi sorotan lagi setelah diunggah di YouTube enam hari lalu.

Lagu itu pun dikaitkan tentang situasi politik terkini menjelang Pilpres 2024.

BACA JUGA: Lagu Pengkhianat Karya Putra Megawati Ditujukan ke Jokowi? Ini Kata Penyanyinya

Kolumnis kondang Dahlan Iskan bahkan mengulas soal lagu karya ketua DPP PDI Perjuangan itu melalui tulisan berjudul Tempus Est, Disway edisi Selasa (22/8).

"Istilah Yunani ini bakal dihafal banyak orang: Tempus Abire Tibi Est. Terutama setelah beberapa hari terakhir beredar lagu bergenre deadrock berjudul Pengkhianat," demikian tulisan Dahlan.

BACA JUGA: Fahri Hamzah: Ini Waktunya Pak Prabowo

Istilah Tempus Abire Tibi Est memang dipekikkan sampai enam kali dalam lagu Pengkhianat yang dinyanyikan Prananda bersama band Rodinda yang diawakinya.

"Saya pun ditanya banyak orang: apa artinya. Saya menebak jawabnya ada di pekikan di belakang Tempus Abire Tibi Est: waktumu sudah habis," tulisan Dahlan.

BACA JUGA: PDIP Cuma Beri 2 Opsi untuk Budiman Sudjatmiko yang Dukung Prabowo

Apa Makna Tempus Abire Tibi Est

Dahlan pun sampai bertanya kepada banyak orang yang dia anggap ahli dalam filsafat Yunani soal makna dari istilah Tempus Abire Tibi Est.

Ada tiga ilmuwan sosial yang ditanya Dahlan, dua orang Pastor Katolik. Pertanyaan saya sama: "Lahirnya istilah Tempus Abire Tibi Est berkaitan dengan apa di zaman siapa?

"Akhirnya saya harus menghubungi pujaan Anda: Rocky Gerung. Ia yang memberikan jawab: Itu terdapat di salah satu puisi karya Horace," tulisan Dahlan.

"Ia banyak menghasilkan puisi bergaya satire. Horace adalah sastrawan Roma, zaman Kaisar Agustus," Dahlan mengutip jawaban Rocky.

Selain itu, Dahlan juga mendapat tambahan keterangan dari ilmuwan muda yang juga mendalami filsafat, namanya Biiznillah yang kelahiran Liwa, Lampung.

Menurut Biiznillah, ucapan di lagu Pengkhianat itu muncul pertama kali dalam Epstitles II.II karya Horace dalam puisi surat-surat pujiannya kepada Kaisar Agustus yang pulang membawa kemenangan dari beberapa peperangan.

Biiznillah mengatakan "dari latar belakang Horatius yang penganut epicureanisme puisi-puisinya dipandang sebagai satire yang menggambarkan kemuakan pada semua kejayaan yang telah dicapai oleh Roma".

Pada akhirnya semua harus berakhir. "Bait-bait dalam puisi Horatius menggambarkan restropeksi dan instrospeksi yang mendalam mengenai kehidupan".

Kalimat Tembus Abire Tibi Est justru dimunculkan setelah ungkapan pujian atas capaian-capaian yang gemilang Kaisar Roma. Di situ sekaligus disisipi nasihat-nasihat mengenai ketidakberartian capaian tersebut dibanding kenyataan hidup yang senantiasa mengenal batas.

Seperti meminum air atau anggur, kita tidak mungkin bisa minum sebanyak-banyaknya. Ada batas di mana kita tidak bisa minum lagi. Saat itulah waktu yang tepat untuk pergi. Waktu yang tepat untuk mengakhiri.

Bahwa kita telah menang, itu bukan tanda bahwa kita dapat terus melakukan hal yang sama. Justru kemenangan terkadang adalah sebuah isyarat kita harus berhenti.

Biiznillah, dosen IAIN Bengkulu yang umurnya baru 34 tahun itu menyebut karya Horace muncul setelah Kaisar Agustus memenangkan Perang Actium melawan pemberontakan Mark Antony yang didukung oleh Ratu Mesir Cleopatra.

"Akan tetapi kita tidak akan membahas Horace hari ini. Bahasan kita adalah lagu karya Prananda Prabowo Soekarno, putra kedua Presiden Megawati Soekarnoputri. Mengapa sampai enam kali memekikkan puisi Yunani itu?" tulisan Dahlan.

Lirik lagu Pengkhianat

Telah kuserahkan seluruh jiwaku
Untuk menjadi nafas dalam derap langkah perjuanganmu
Dasar kau.. Pengkhianat

Sangkakala pertarungan
Kau tiupkan di wajahku
Kau pikir karena kuasamu
Mati langkahku kau buat

Janjimu tipu muslihat
Senyummu bulus membius
Cukup sampai di sini lukaku dendamnya kurawat
Tapi sisa waktu kesumatku

Dasar kau pengkhianat
Pengkhianat berwajah santun
Dasar kau pengkhianat
Lihat kuburmu adalah tempatmu

Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)
Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)
Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)

Waktumu sudah habis
Manusia tak punya malu

Janjimu tipu muslihat
Senyummu bulus membius
Cukup sampai di sini lukaku dendamnya kurawat
Tapi sisa waktu kesumatmu

Dasar kau pengkhianat
Pengkhianat berwajah santun
Dasar kau pengkhianat
Lihat kuburmu adalah tempatmu

Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)
Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)
Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)

Waktumu sudah habis
Manusia tak punya malu
Tunggu saatnya kan tiba
Pastilah akan tiba
Tiba masa buat perhitungan
Membalas pengkhianatan ini

Terkait dengan Politik Terkini?

Menurut Dahlan, siapa pun yang membaca lirik itu tentu menghubungkannya dengan situasi politik terakhir.

"Yakni ketika Presiden Jokowi seperti memindahkan dukungan dari Capres Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto. Padahal, bisa saja bukan," demikian tulisan Dahlan.

Menurut Dahlan, bisa juga ada maksud yang lain, misalnya, lirik itu hanya ditujukan kepada tokoh PDI Perjuangan seperti Budiman Sudjatmiko yang kini terang-terangan mendukung Capres Prabowo.

Atau jangan-jangan Prananda menujukan lirik lagu itu kepada Muhaimin Iskandar, atau kepada Zelenskyy di Ukraina sana.

Bisa juga hari itu Prananda baru saja menonton wayang kulit semalam suntuk. Lalu, dia benci kepada salah satu tokoh wayang. Maka lirik itu dia tujukan untuk Patih Sengkuni.

Berarti, kata Dahlan, baiknya jangan ada yang tersinggung, apalagi setelah diteliti, ternyata lirik lagu itu ditulis tahun 2015. "Tidak ada perubahan lirik apa pun saat lagu Pengkhianat disiarkan di YouTube enam hari lalu," tulisan Dahlan.

Dahlan menilai Prananda Prabowo tampil garang dengan lagu itu. Serangan kepada Presiden Jokowi pun tidak hanya lewat programnya, juga lewat nyanyian seperti itu.

Pertanyaan pentingnya menurut Dahlan, apakah dengan sorotan seperti itu ada kemungkinan Jokowi balik dukung Ganjar lagi?

"Dulu, setelah ada lagu Celeng Degleng, Megawati mau menerima Ganjar yang didukung Jokowi. Kini, setelah ada lagu Pengkhianat entah apa yang akan terjadi," tulisan Dahlan.(*/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pakai Narkoba Bareng Mbak Refi di Hotel, Kombes YBK Dipecat


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler