Laguna Kebut Rights Issue Semester I

Kamis, 08 Maret 2012 – 11:25 WIB
JAKARTA - PT Laguna Cipta Griya Tbk (LCGP) akan menerbitkan rights issue semester pertama. Rencana itu saat ini masuk fase final. Rights issue  dilakukan menyusul rencana manajemen panetrasi ke bisnis minyak dan gas  (migas) dengan masuknya Grup Saga. "Dokumennya kami siapkan dan hampir  final. Untuk right issue sudah masuk legal audit, penilaian dan  tinggal finalisasi," tutur Denny Bustami, Direktur LCGP, di Jakarta.
 
Denny menyebut dana hasil dari right issue akan dipakai perseroan  untuk akuisisi, dan working capital. Meski begitu, Denny belum bisa  memberikan informasi mengenai target dana yang diraih. Itu karena  valuasi yang dilakukan belum selesai. "Mudah-mudahan dua minggu lagi  sudah formal informasinya," imbuh Denny.

Laguna Cipta memang tengah berniat melakukan akuisisi terhadap lahan  migas di sekitar Sumatera Utara (Sumut). Tetapi, belum bisa memberikan  informasi terkait karena sudah mendapatkan teguran dari Bursa Efek  Indonesia (BEI). Saat ini, manajemen sudah memiliki pihak ke tiga yang  akan mengkaji aset-aset dari target akuisisi perseroan. "Saat ini,  kami hanya bisa memberikan informasi yang sudah diterima bursa dan diinformasikan bursa," elak Denny.

Sementara manajemen menunjuk Effendi Situmorang sebagai komisaris  melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Eks komisaris  PT Pertamina itu dipilih sebagai komitmen mengganti fokus bisnis dari  properti ke bidang minyak dan gas (migas) usai mendapat partner dari  Amerika Serikat (AS), Saga Group.
 
Manajemen mengklaim butuh orang dengan kompetensi dan pengalaman di  bidang migas menghadapi strategi ini. Effendi dinilai sebagai salah  satu figur tepat sehingga pemegang saham menyetujuinya menggantikan  Setyo Maharso, salah satu komisaris sebelumnya. ”Ini tindaklanjut dari  rencana besar perseroan,” ulas Denny setelah terpilih menggantikan  Direktur Komarudin.

Saat ini perseroan sedang menunggu hasil penilaian pihak ketiga atau  pihak independen yang sedang mengkaji berbagai hal terkait strategi  itu. Terutama penilaian terhadap aset berupa sumur eksplorasi minyak  di kawasan Sumatera Utara yang akan diakuisisi. Sumur itu sudah  berproduksi dan saat ini masih dimiliki salah satu perusahaan yang  berada di bawah naungan Saga Group.

Denny melanjutkan, hasil penilaian itu akan diumumkan sebagai opini  tentang seberapa besar keuntungannya bagi pemegang saham atas aksi  korporasi ini dan datanya akan dilampirkan sebagai pemberitahuan ke  Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK). Ketika  valuasinya sudah bisa diketahui, perseroan sudah bisa menentukan  berapa nilai rights issue yang akan dilakukan. Dana hasil penerbitan  saham baru itu lah yang nantinya akan digunakan untuk mengakuisisi  sumur migas milik Saga Group dan sisanya sebagai working capital.

Saat ini Saga Group melalui anak usahanya di Sumatera Utara itu  memiliki satu sumur eksplorasi minyak berkapasitas 1000 barel per  hari. Kemitraan yang segera terjalin itu akan memperbesar eksplorasi  yang ada sehingga dinilai saling menguntungkan. Nilai dari perusahaan  minyak milik Saga Group di Sumatera Utara itu sendiri sekitar USD 45 juta dan setiap penambahan sumur eksplorasi dibutuhkan dana sekitar  USD 40 juta. Bagi LCGP, kemitraan ini dianggap penting untuk  keberlangsungan perseroan karena bisnis propertinya yang relatif  kecil. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirut PLN Bantah Beli BBM dari Polres Timika

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler