Denny menyebut dana hasil dari right issue akan dipakai perseroan untuk akuisisi, dan working capital. Meski begitu, Denny belum bisa memberikan informasi mengenai target dana yang diraih. Itu karena valuasi yang dilakukan belum selesai. "Mudah-mudahan dua minggu lagi sudah formal informasinya," imbuh Denny.
Laguna Cipta memang tengah berniat melakukan akuisisi terhadap lahan migas di sekitar Sumatera Utara (Sumut). Tetapi, belum bisa memberikan informasi terkait karena sudah mendapatkan teguran dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat ini, manajemen sudah memiliki pihak ke tiga yang akan mengkaji aset-aset dari target akuisisi perseroan. "Saat ini, kami hanya bisa memberikan informasi yang sudah diterima bursa dan diinformasikan bursa," elak Denny.
Sementara manajemen menunjuk Effendi Situmorang sebagai komisaris melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Eks komisaris PT Pertamina itu dipilih sebagai komitmen mengganti fokus bisnis dari properti ke bidang minyak dan gas (migas) usai mendapat partner dari Amerika Serikat (AS), Saga Group.
Manajemen mengklaim butuh orang dengan kompetensi dan pengalaman di bidang migas menghadapi strategi ini. Effendi dinilai sebagai salah satu figur tepat sehingga pemegang saham menyetujuinya menggantikan Setyo Maharso, salah satu komisaris sebelumnya. ”Ini tindaklanjut dari rencana besar perseroan,” ulas Denny setelah terpilih menggantikan Direktur Komarudin.
Saat ini perseroan sedang menunggu hasil penilaian pihak ketiga atau pihak independen yang sedang mengkaji berbagai hal terkait strategi itu. Terutama penilaian terhadap aset berupa sumur eksplorasi minyak di kawasan Sumatera Utara yang akan diakuisisi. Sumur itu sudah berproduksi dan saat ini masih dimiliki salah satu perusahaan yang berada di bawah naungan Saga Group.
Denny melanjutkan, hasil penilaian itu akan diumumkan sebagai opini tentang seberapa besar keuntungannya bagi pemegang saham atas aksi korporasi ini dan datanya akan dilampirkan sebagai pemberitahuan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK). Ketika valuasinya sudah bisa diketahui, perseroan sudah bisa menentukan berapa nilai rights issue yang akan dilakukan. Dana hasil penerbitan saham baru itu lah yang nantinya akan digunakan untuk mengakuisisi sumur migas milik Saga Group dan sisanya sebagai working capital.
Saat ini Saga Group melalui anak usahanya di Sumatera Utara itu memiliki satu sumur eksplorasi minyak berkapasitas 1000 barel per hari. Kemitraan yang segera terjalin itu akan memperbesar eksplorasi yang ada sehingga dinilai saling menguntungkan. Nilai dari perusahaan minyak milik Saga Group di Sumatera Utara itu sendiri sekitar USD 45 juta dan setiap penambahan sumur eksplorasi dibutuhkan dana sekitar USD 40 juta. Bagi LCGP, kemitraan ini dianggap penting untuk keberlangsungan perseroan karena bisnis propertinya yang relatif kecil. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirut PLN Bantah Beli BBM dari Polres Timika
Redaktur : Tim Redaksi