jpnn.com, JOMBANG - Puluhan warga melakukan unjukrasa dengan mendatangi kantor kepolisian Resort Jombang. Mereka menuding penyelesaian kasus sengketa tanah, yang melibatkan oknum kepala desa tidak profesional.
"Masa aksi ini menuntut agar kepolisian, menuntaskan kasus penipuan jual beli tanah yang melibatkan warga dengan seorang oknum Kepala Desa asal Kecamatan Ploso," ujar Joko Fatah Rokhim, korlap aksi.
BACA JUGA: Jokowi Puji Keberhasilan Polri Menangani Unjuk Rasa Anarkistis
"Pasalnya dalam penanganan kasus ini diduga kepolisian menghentikan meskipun sudah jelas kasus dan buktinya," sambungnya.
BACA JUGA : Usai Surabaya Membara, Puluhan Orang Kesurupan
BACA JUGA: Kapolri Mengaku Abaikan Peraturan demi Aksi 22 Mei
Unjuk rasa yang menghadirkan seni bantengan ini sempat menarik perhatian petugas, pasalnya seorang pelajar yang lewat di dekat di lokasi mendadak mengalami kesurupan.
Sejumlah petugas kepolisian Jombang dibantu tokoh spiritual seni bantengan, berusaha menyadarkan pelajar tersebut.
BACA JUGA: Menpora Minta KNPI Beri Pembekalan Unjuk Rasa Damai
Namun, pelajar itu terus meronta saat berusaha disadarkan oleh tokoh spiritual yang menjadi peserta aksi unjuk rasa.
Pelajar SMP ini mengalami kesurupan saat aksi bantengan main mengiringi aksi unjuk rasa yang dilakukan forum rembuk masyarakat Jombang.
BACA JUGA : Kesurupan Massal, Seluruh Siswa SMPN 1 Payakumbuh Diliburkan
Sementara itu, Kompol Budi Setyono Waka Polres, yang menemui pengunjuk rasa mengaku akan merespons setiap masukan masyarakat.
"Kami segera melakukan gelar perkara, untuk memastikan status hukum kasus yang diprotes warga tersebut," jelas Kompol Budi Setyono.
Masa aksi membubarkan diri usai ditemui jajaran Polres. Masa aksi juga mengaku sudah melaporkan kasus ini ke Propram Polda Jatim, terkait dugaan ketidakprofesional anggota Polri dalam menangani kasus tersebut. (yos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo Sampaikan Pesan untuk Pendukung yang Gelar Aksi di Bawaslu
Redaktur & Reporter : Natalia