Lahan Dilanda Banjir, Kementan Ajak Petani Grobogan Gunakan Asuransi

Selasa, 26 Januari 2021 – 18:16 WIB
Direktorat Prasaran dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian akan mengoptimalkan perlindungan lahan pertanian melalui program lahan pertanian dan pangan berkelanjutan (LP2B). Foto: Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian mengajak petani di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menggunakan asuransi untuk mengatasi ancaman gagal panen akibat banjir di wilayah tersebut.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan asuransi bisa membuat petani tenang menghadapi kondisi buruk.

BACA JUGA: Antisipasi La Nina, Petani Diimbau Maksimalkan Asuransi Pertanian

"Petani harus selalu mengantisipasi kemungkinan yang terjadi di lahan pertanian. Utamanya yang bisa menyebabkan gagal panen. Kondisi gagal panen bisa membuat petani merugi. Namun, kondisi tersebut bisa diatasi dengan asuransi," katanya, Selasa (26/1/2021).

Kekhawatiran kini melanda petani di Kabupaten Grobogan.

BACA JUGA: Petani NTB Makin Meminati Asuransi Pertanian

Sebab, lahan pertanian milik petani terancam gagal panen akibat terendam banjir.

Kementerian Pertanian mengatakan asuransi bisa membantu petani mengatasi hal tersebut.

Banjir yang merendam 200 hektare lahan persawahan ini terjadi di Desa Lemah Putih, Kecamatan Brati, Kabupaten Grobogan.

Banjir terjadi akibat meluapnya anak Sungai Lusi.

Genangan air di lahan pertanian mencapai 1,5 meter.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan proses pendaftaran asuransi tidak susah.

"Petani yang ingin mengasuransikan lahan kami sarankan bergabung dalam kelompok tani. Karena selain bisa mendapat banyak informasi, dengan bergabung pada kelompok tani proses pendaftaran asuransi lebih mudah dan cepat," katanya.

Sarwo Edhy menegaskan asuransi bisa menghindari petani dari kerugian akibat gagal panen.

"Karena asuransi memiliki klaim yang akan diberikan saat lahan gagal panen. Besar klaim mencapai Rp 6 juta per hektare. Dengan dana klaim itu, petani tetap memiliki modal untuk kembali menanam," ungkap Sarwo. (*/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler