Lahan Kebanjiran, Petani di Sangatta Selatan Gagal Panen

Kamis, 08 Februari 2018 – 20:31 WIB
Petani selamatkan sayuran yang masih bisa dipanen di area perkebunan Rawa Gabus beberapa waktu lalu.Foto: LELA RATU SIMI/SANGATTA POST/jpg

jpnn.com, SANGATTA - Sejumlah petani di Sangatta Selatan, Kalimantan Timur (Kaltim), mengalami gagal panen.

Mereka tidak mendapatkan hasil maksimal, karena lahan perkebunan mereka terendam banjir beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Sawah Mulai Kering Kerontang, Petani Terancam Gagal Panen

Untuk mencegah gagal panel ke depannya, mereka pun berinisiatif melebarkan saluran irigasi.

Anggaran perluasan itu didapat dari dukungan Camat Sangatta selatan serta warga setempat.

BACA JUGA: Petani di Serang Selamat dari Gagal Panen

Dari situ mereka berhasil mengumpulkan anggaran setengah dari kebutuhan.

Ketua RT 02, Baharuddin menjelaskan dirinya sangat terpukul melihat mayoritas warganya gagal panen dari hasil perkebunan mereka. Dirinya berinisiatif melaporkan kejadian tersebut kepada Camat.

BACA JUGA: Belasan Hektar Tanaman Jagung Hancur Diterjang Angin

"Saya sedih sekali ketika warga saya tak dapat hasil perkebunannya. Otomatis penghasilan mereka juga berkurang. Berkaca pada kejadian tersebut saya mendatangi bu camat. Syukur saja beliau siap membantu kami," jelasnya.

Permohonan bantuan diajukan Camat Sangatta Selatan ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU). Satu unit mobil pengeruk dipinjamkan tanpa bahan bakar. Sebab itu warga berinisiatif bekerjasama. Diadakannya rapat RT menghasilkan kesepakatan warga untuk mengeluarkan iuran.

"Kami adakan rapat malam minggu lalu. Sekira 60 warga yang hadir menyepakati iuran untuk membeli bahan bakar dan membayar operator alat beratnya. Iuran per orang 100-300 ribu," ucapnya.

Operator penggerak alat berat tersebut didatangkan dari Dinas PU, dua orang. Masing-masing diberi upah dari iuran warga sejumlah 150-175 perhari. Target pengerjaan dalam kurun waktu 10 hari.

"Dua orang operatornya. Dan pengerjaannya 10 hari. Kita bayarnya pakai uang warga. Jika ditotal diperkirakan menggaji mereka berjumlah Rp 3.25 juta. Total anggaran pemasukan kurang lebih Rp 8 juta. Sedangkan total kebutuhan berkisar Rp 20 juta. Kebutuhan bahan bakar Rp 800 ribu perhari. Jika dikali 10 hari mencapai Rp 8 juta. Belum gaji operator, konsumsi, dan biaya operasional,” katanya.

Hal tersebut menjadi salah satu kendala. Bagi mereka solusi terbaik kembali meminta swadaya warga.

"Kita tidak ada pilihan lain. Cukup telah merepotkan bu camat dengan memohon bantuan alat berat saja sudah syukur. Cara lain ya kami minta sumbangan warga lagi. Untung saja warga sini tidak susah dimintain bantuan," papar ketua Tagana Kutim tersebut.

Camat Sangatta Selatan, Hasdiah menambahkan bahwa perkebunan di Rawa Gabus merupakan salah satu pemasok besar di pasar Sangata Selatan. Jika petani tersebut gagal panen maka akan berdampak pada keseimbangan kebutuhan konsumen.

"Hasil panen mereka itu melimpah. Jadi jika mereka gagal panen, kebutuhan barang dipasar berkurang. Hal tersebut berdampak terhadap harga yang meningkat," tutupnya.(*/la)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gagal Panen, Petani Cabai Merana


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler