Lahan Rawa Lebak Berpotensi Jadi Lumbung Pangan

Sabtu, 27 Januari 2018 – 03:16 WIB
Petani saat memanen padi. Foto: humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Pending Dadih Permana menyayangkan masih banyaknya lahan rawa lebak yang belum ditangani dengan baik.

Menurut dia, lahan rawa lebak memiliki potensi sebagai lumbung pangan.

BACA JUGA: PSP Kementan Dorong Revisi Izin Edar Pestisida

"Peluang membangun lumbung pangan ada di lahan rawa. Untuk itu, perlu ditangani dengan baik" kata Dadih, Jumat(26/1).

Menurut dia, luas lahan rawa di Indonesia berdasar data yang tercatat di Badan Litbang Pertanian mencapai 34,4 juta hektare.

Angka itu terdiri dari lahan pasang surut seluas 20,1 juta hektare dan lahan rawa lebak (13 juta hektare) .

Dia optimistis bila lahan rawa ini bisa dikelola dengan baik akan dapat memberikan provitas dan peningkatan intensitas pertanaman (IP).

Dengan demikian, cita-cita menjadi lumbung pangan dunia bisa terwujud.

Optimasi lahan rawa difokuskan pada peningkatan provitas dan peningkatan intensitas pertanaman (IP).

Saat ini, intensitas pertanaman di lahan rawa rata-rata baru satu kali tanam (IP 100).

"Sering terjadinya air pasang di areal pertanaman yang tidak segera surut membuat bibit terlambat tanam. Bahkan, pada daerah tertentu sampai tiga kali pembibitan. Hal ini mengakibatkan biaya produksi bertambah besar," ujar Pending.

Dia berharap Sumatera Selatan menjadi model pengembangan lahan rawa lebak pada tahun ini.

Melalui upaya pembuatan kanal-kanal dan penyediaan pompa air berkapasitas 3000-3500 m3 atau 1000 liter per detik, diharapkan lahan bisa ditanami.

Dengan demikian, IP dan provitas bisa ditingkatkan.

Pengembangan lahan rawa lebak seluas 51.250 hektare teralokasi di enam provinsi.

Untuk itu, Dadih berpesan kepada masing-masing provinsi sudah bisa menyiapkan sasaran dan CPCL-nya. Selain itu, agar diinformasikan agrosistem serta hidrologinya.

Kesulitan lainnya adalah masalah sumber daya manusia. Menurut Dadih, ke depan perlu penyiapan atau pemahaman sumber daya manusia.

Direncanakan pengelolaan lahan sistem cluster satu manajemen dengan mengelola 100 hektare.

Dadih juga menyinggung rencana tahun 2018 serta evaluasi tahun 2017.

Dia berharap adanya komitmen bersama dalam melaksanakan program Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian.

"Segera eksekusi program yang telah disepakati agar dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan produksi," tambah Dadih.

Dadih juga berpesan agar realisasi yang sudah dicapai tahun 2017 yaitu sebesar 91, 95 persen dapat ditingkatkan lagi di tahun 2018.

Melalui rapat koordinasi ini, Dadih berharap menjadikan wadah penyempurnaan kebijakan program Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian dan sebagai wadah evaluasi program tahun 2017.

Dengan pertemuan ini diharapkan terjadinya sinergi antara kebijakan yang digariskan di Jakarta dengan rapat-rapat nasional. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler